Warga mengamati kondisi sejumlah bangunan yang dipenuhi material vulkanik lahar dingin erupsi Gunung Kelud dari sungai Konto di desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kediri (19/2). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Kediri - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) akan mengumumkan perkembangan status Gunung Kelud pada Kamis, 20 Februari 2014. Kepala PVMBG Hendrasto mengatakan pihaknya lebih dulu akan menggelar rapat bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Grahadi, Surabaya. "Ada undangan rapat dulu di Surabaya," kata Hendrasto melalui pesan singkat.
Informasi yang diperoleh Tempo, tim PVMBG yang terdiri atas Hendrasto dan Kepala Pos Pantau Gunung Kelud Choirul Huda serta Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Surono akan bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur. Mereka akan membahas kondisi terkini Gunung Kelud dan kemungkinan penurunan status awas. (Baca juga: Gunung Kelud Dipasangi Seismograf Digital)
Choirul Huda mengatakan pihaknya akan mengumumkan status Gunung Kelud setelah rapat. Meski aktivitas Gunung sudah menurun, Choirul mengatakan tidak bisa serta-merta status awas dicabut. "Memang aktivitas menurun, tapi status tidak bisa langsung diturunkan," kata Choirul.
Belum berubahnya status Kelud mengakibatkan warga yang tinggal di zona bahaya radius 10 kilometer belum diperbolehkan kembali ke rumah. Meski demikian, sebagian besar warga tetap meninggalkan lokasi pengungsian pada siang hari. Mereka ingin membersihkan atau memperbaiki rumah dan meminta bantuan pada setiap mobil yang datang ke daerah mereka.
Baru pada malam hari, warga kembali ke lokasi pengungsian karena kondisi rumah yang belum bisa ditempati, terutama saat hujan. Selain itu, listrik di zona bahaya masih dipadamkan karena travo tertutup debu vulkanik.