TEMPO.CO, Surabaya - Warga Kota Surabaya kembali mengelar aksi menolak pengunduran diri Wali Kota Tri Rismaharini, Kamis, 20 Februari 2014. Namun Risma mengaku tak mau menanggapi aksi tersebut secara berlebihan. "Aku enggak ikut-ikut, " kata Risma kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Kamis, 20 Februari 2014.
Namun demikian, Risma mengucapkan terima kasih kepada para simpatisannya. Isu pengunduran diri Risma bergulir dalam dua pekan terakhir. Diduga, pemicunya adalah pelantikan Wisnu Saksi Buana menjadi Wakil Wali Kota Surabaya, menggantikan Bambang Dwi Hartono. Risma merasa tidak diajak bicara PDI Perjuangan, yang memilih Wisnu. (Baca: Addie M.S. Dukung Gerakan #SaveRisma)
Tak hanya lewat demonstrasi, dukungan untuk Risma mengalir melalui media sosial, kompetisi menggambar karikatur Risma, hingga pertemuan langsung antara tokoh masyarakat dan wali kota pertama Surabaya ini di ruang kerjanya.
Risma, yang memimipin Surabaya sejak Oktober 2010, kini dilanda tekanan sejumlah kekuatan politik di ibu kota Jawa Timur itu. Salah satu tekanan justru datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengajukannya sebagai calon wali kota tiga tahun silam. (Baca juga: Risma Curhat Tekanan Politik ke Anak Buah)
Risma menyatakan sama sekali tidak jadi masalah baginya jika harus mundur. “Saya sudah berikan semuanya,” kata satu dari tujuh kepala daerah terbaik pilihan Tempo dua tahun silam ini. “Capek saya ngurus mereka, yang hanya memikirkan fitnah, menang-menangan, sikut-sikutan.” Ketika ditanya siapa yang dimaksud dengan “mereka”, ia tak menjawab. (Baca juga: Diisukan Mundur, Risma: Ndak-Ndak)
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
13 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.