TEMPO.CO , Jakarta: Pelaksana tugas Bidang Pengawasan dan Penyelidikan Gunung Api, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Gede Suantika mengatakan, erupsi Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB itu, termasuk jenis letusan vertikal Plinian. "Itu ada kolom letusan vertikal, ada bagian materialnya yang jatuh ke bawah," kata Gede dalam percakapannya dengan Tempo, Selasa, 18 Februari 2014.
Menurut Gede, dari pantauan visual di daerah puncak Gunung Kelud, letusan gunung itu menyebabkan erosi dinding kawah. Kubah lava diperkirakan longsor dan terlempar pecah berantahkan. "Erupsi dominan kea rah barat," kata dia.
Gede mengatakan, kawah Gunung Kelud kini sudah berubah. Dinding kawahnya hilang dihantam kuatnya letusan. Material kubah lava yang menjadi sumbat gunung itu sudah tidak terlihat. "Materialnya di bawa keluar, di erosi oleh letusan. Habis," kata dia.
Proses erupsi Kelud terhitung singkat. Dia membandingkan saat letusan pada 1990 lalu, hanya tersedia waktu 3 jam, saat erupsi belum lama ini waktu yang tersedia lebih dari 1 jam. Erupsi pertama terjadi pukul 22.50 WIB, sementara naiknya status Awas ditetapkan pukul 21.15 WIB di hari itu. "Perubahannya sangat cepat," kata Gede.
Saat status naik menjadi Awas, tim PVMBG masih bertahan di Pos Pengamatan Gunung Kelud. Semua petugas dalam tim itu, termasuk Kepala PVMBG Muhammad Hendrasto, memutuskan mundur mengosongkan Pos Pengamatan setelah erupsi pertama gunung itu.
Gede mengatakan, setelah meninggalkan pos, saat berada di jarak sekitar 15 kilometer dari puncak Gunung Kelud, petugas PVMBG sempat berhenti dan melakukan pengamatan visual letusan gunung itu. Dari puncak gunung terlihat kolom abu letusan berwarna gelap membumbung tinggi disertai kilatan-kilatan petir. Gede tidak melihat ada leleran lava saat letusan Gunung Kelud, yang terlihat dari mulut kawah adalah lontaran-lontaran titik merah dari material pijar yang kelaur dari perut gunung itu.
Kolom abu yang letusan Gunung Kelud mencapai ketinggian 17 ribu meter. Dengan tinggi kolom itu, dia menduga, volume material yang dikeluarkan menembus 100 juta meter kubik. Gede mengatakan, pihaknya kini masih menghitung volume letusan itu.
Gede mengatakan, letusan Kelud kemungkinan sudah reda. Saat ini hanya asap mengepul yang muncul dari kawah Gunung Kelud. Status aktivitasnya sendiri masih dipatok di Level IV, atau Awas, dengan rekomendasi daerah yang dikosongkan masih dalam radius 10 kilometer dari kawah gunung itu. "Evaluasi status gunung itu dilakukan seminggu setelah letusan, mungkin paling lama 2 hari lagi," kata dia.
AHMAD FIKRI
Berita terkait
3 Nama Soekarno, Kelahirannya Serba 6 dan Bersamaan Letusan Gunung Kelud
9 Juni 2022
Presiden Pertama RI Soekarno, memiliki 3 nama. Di mana masa kecilnya?
Baca SelengkapnyaKronologi Danau Kawah Gunung Kelud Berubah Warna, Ini Penjelasan PVMBG
1 April 2022
Masyarakat dan wisatawan dilarang memasuki atau mendekat kawasan kawah aktif Gunung Kelud sementara waktu.
Baca SelengkapnyaBanjir Jombang Diduga Karena Tanggul Jebol
5 Februari 2021
Banjir setinggi sekitar satu meter masih menggenangi dua desa di Jombang.
Baca SelengkapnyaWisata Offroad Ini, Bikin Liburan Akhir Tahun Luar Biasa
7 Desember 2019
Libur akhir tahun sudah di depan mata. Bila pantai dan hotel mewah sudah sangat biasa, menjelajahi medan wisata offroad dengan jip bisa jadi pilihan.
Baca SelengkapnyaKampung Anggrek dan Kebun Era Kolonial di Kaki Gunung Kelud
16 Oktober 2019
Kampung Anggrek di Kabupaten Kediri menjadi spot wisata baru, yang menjanjikan kesejukan perkebunan dan keindahan taman dengan latar Gunung Kelud.
Baca SelengkapnyaTiga Waktu Terbaik Menikmati Panorama Gunung Kelud
28 Januari 2018
Bila hendak merencanakan perjalanan ke Gunung Kelud, perhatikan rekomendasi waktu berikut ini supaya mendapatkan momentum yang tepat.
Baca SelengkapnyaMenengok Wajah Puncak Gunung Kelud yang Berubah Pasca-Erupsi
23 Januari 2018
Puncak Gunung Kelud kini telah berubah wajah, kini mirip dengan Tangkuban Perahu atau Kelimutu yang punya danau kawah.
Baca SelengkapnyaPolisi Cari Sembilan Pendaki yang Terjebak di Gunung Kelud
7 November 2017
Jalur Tulungrejo yang dipilih para pendaki dianggap terjal.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Jelaskan 4 Penyebab Sumur Ambles di Kediri
28 Mei 2017
Badan Geologi menemukan empat faktor penyebab ratusan sumur ambles di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Penyebab Ratusan Sumur Ambles di Kediri
19 Mei 2017
Tim peneliti dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta mengetahui penyebab amblesnya sumur di Kediri.
Baca Selengkapnya