Abu Kelud Pengaruhi Pertanian dan Perikanan DIY

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 19 Februari 2014 17:00 WIB

Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, Kamis (15/4). Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan DIY jumlah ikan yang masuk di DIY pada 2014 mendatang akan turun drastis menjadi 40 ribu ton dari jumlah ikan yang ada pada 2009 sebanyak 65 ribu ton. ANTARA/Wahyu Putro A/Koz/hp/10.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dekan Fakultas Pertanian UGM Jamhari menyarankan konsep rehabilitasi sektor pertanian dan perikanan di DIY setelah hujan abu vulkanik di DIY perlu mendapatkan perhatian. "Karena gunung api banyak, masalah abu vulkanik akan sering muncul di banyak wilayah Indonesia," katanya, Rabu, 19 Februari 2014.

Dalam konteks mitigasi bencana, rumusan strategi penanganan efek abu vulkanik di sektor pertanian juga bisa menjadi pembelajaran ketika letusan gunung api lainnya terjadi. "Karena gunung api banyak, masalah abu vulkanik akan sering muncul di banyak wilayah Indonesia," katanya di Fakultas Pertanian pada Rabu, 19 Februari 2014.

Dia memberi contoh abu vulkanik pada sektor pertanian yang tidak selalu positif. Jamhari mengatakan abu vulkanik bisa menyuburkan tanah, tapi juga berpotensi mengganggu proses fotosintesis tanaman.

Pakar kajian tanah dari Fakultas Pertanian UGM, Azwar Maaz, membenarkan bahwa petani beragam komoditas pertanian, perkebunan, dan hortikultura di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu berhati-hati dengan pengaruh material abu vulkanik. Menurut dia, efek aman hanya tampak pada tanaman padi karena posisi daunnya tegak sehingga abu vulkanik cepat hilang. "Untuk tanaman yang posisi daunnya mendatar, abu vulkanik susah hilang kalau tidak disiram," katanya.

Azwar mengatakan abu vulkanik hasil letusan Gunung Kelud yang berukuran kecil dan tampak lembut bisa menutupi stomata daun sehingga mengganggu proses fotosintesis. Kali ini, menurut dia, yang paling terganggu akibat daunnya tertutupi abu vulkanik ialah tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan sayuran.

Saat merapi erupsi pada 2010 lalu, perkebunan salak menerima imbas berat sampai penghasilan petani pembudidaya tanaman ini turun 70 persen. "Tapi sekarang salak tidak terlalu terpengaruh," katanya.

Menurut Azwar, material halus abu vulkanik, seperti yang menghujani DIY, sebenarnya bahan cepat saji untuk pembentukan tanah yang subur. Namun dia mengingatkan proses penyatuannya dengan tanah butuh waktu lama apabila tanpa campuran lain. "Bisa cepat menyatu dengan tanah apabila dicampur tanah lama, kompos atau pupuk, dan bermacam bahan organik," katanya.

Sektor perikanan di DIY juga perlu perhatian setelah hujan abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud datang. Pengajar Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Bambang Triyatmo, mengatakan abu vulkanik yang banyak mengandung silica dengan tekstur runcing berpotensi menyebabkan iritasi pada lamela insang di tubuh ikan. "Asupan oksigen akan terganggu," katanya.

Kekeruhan air kolam tempat budi daya ikan juga bisa membuat plankton yang jadi sumber makanan mati akibat tak menerima sinar matahari yang cukup. Ikan pun mudah mengalami stres. "Air harus sering diganti agar pernapasan ikan tidak terganggu dan bangkai plankton tidak menjadi zat amonia dalam kolam," katanya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

49 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

18 Januari 2024

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.

Baca Selengkapnya

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

29 Desember 2023

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.

Baca Selengkapnya

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

25 Januari 2023

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

Tim Bimasakti Racing Team Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilaporkan telah memulai riset teknologi hybrid untuk mobil formula.

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

5 Oktober 2022

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,

Baca Selengkapnya

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

16 September 2022

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

pengembangan tongkat pintar UGM bermula dari keinginan tim menciptakan alat sederhana dengan banyak fungsi untuk memudahkan lansia dan tunanetra.

Baca Selengkapnya

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

14 September 2022

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

Pakar Teknologi Informasi UGM menilai apa yang dilakukan Bjorka sinyal kritik pemerintah untuk bebenah diri.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

13 September 2022

Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

ekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan prototipe alat pendeteksi kekeroposan pada pohon yang diberi nama G-Ber.

Baca Selengkapnya

Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

2 September 2022

Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

Simak kisah Granita, alumnus UGM yang membuka toko kelontong hingga omset puluhan juta.

Baca Selengkapnya