Aliran deras sisa lahar dingin yang membawa material vulkanik erupsi Gununng Kelud usai turunnya hujan deras di Sungai Konto di desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kediri (19/2). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Kediri - Suasana di Kabupaten dan Kota Kediri, Jawa Timur, mulai mencekam, Rabu, 19 Februari 2014. Mendung pekat menyelimuti seluruh kawasan dengan peningkatan debit air di sungai lahar.
Berdasarkan pantauan Tempo di Kali Konto yang merupakan aliran lahar Kelud terbesar, mulai terjadi peningkatan debit air. Arus air yang sebelumnya biasa perlahan-lahan semakin deras. Hal ini diakibatkan turunnya air hujan dari puncak Kelud yang saat ini sedang berlangsung. (Baca juga: Puncak Kelud Hujan, Lahar Dingin Mengancam Lagi)
Selain gelap dan hujan, embusan angin cukup kencang menggoyang-goyangkan pepohonan besar.
Beberapa warga yang bermukim di sekitar Kali Konto terlihat cemas. Mereka khawatir lahar dingin kembali menerjang seperti Selasa malam. Sejumlah rumah dan satu musala rusak ditenggelamkan lahar dingin Kelud di Desa Damarwulan, Kecamatan Kandangan. "Polisi menjaga ketat wilayah sungai dan melarang warga mendekat," kata Nyoto, warga setempat.
Bangunan rumah dan musala yang rusak ini memang berada di bawah jembatan. Bahkan, lokasi pemukiman itu lebih rendah dari bangunan tanggul sungai.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memastikan masih terdapat material letusan yang akan terbawa air hujan ke bawah. Tingginya intensitas hujan sangat mempengaruhi seberapa besar material yang dibawa. (Baca juga: Berapa Material Vulkanik yang Menumpuk di Kelud?)