Saat Terakhir, Guru Besar UGM Ini Sebut Bung Karno
Editor
Nur Haryanto
Selasa, 18 Februari 2014 06:38 WIB
TEMPO.CO, Sleman - Guru Besar Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Damarjadi Supadjar meninggal dunia, Senin 17 Februari 2014 pukul 17.05 WIB. Ia terserang stroke tiga kali sejak 2010 yang lalu.
Di saat tidak sadar seperti mengigau sebelum meninggal dunia, ia sering menyebut nama Soekarno, presiden pertama Indonesia. Juga menyebut nama Sosro Kartono (kakak RA Kartini). "Bapak itu Indonesia banget, dalam igauannya sering menyebut Soekarno dan Sosro Kartono. Republik Indonesia terus, harus tetap Indonesia raya," kata Rumadiani Serasih, anak pertama Damardjati di rumahnya di Saren, Wedomartani, Ngemplak Sleman, Senin malam 17 Februari 2014.(baca: Damardjati Supadjar, Peletak Dasar Filsafat Jawa )
Damardjati yang kelahiran Losari, Grabag, Magelang 30 Maret 1940 itu meninggal dunia di kamar rumahnya. Ia meninggal dunia ditunggui Sri Winarti istrinya dan anak-anaknya.
Saat terkena stroke ketiga kalinya, guru besar Universitas Gadjah Mada itu dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito selama 2 minggu. Setelah diperkenankan Sabtu 8 Februari 2014 ia dirawat di rumahnya. Sebelum meninggal dunia ia masih sempat minum beberapa tetes air putih yang diberikan oleh istrinya.
Saat tidak sadar Senin 17 Februari 2014 dan dipanggilakan ambulans, ternyata tepat pukul 17.05 WIB ia sudah mengembuskan nafas terakhirnya. Rencananya, sebelum dimakamkan ia akan disemayamkan di Balairung Universitas Gadjah Mada. Lalu ia akan di makamkan di tanah kelahirannya di Losari, Grabag, Magelang.
Ia meninggal dunia dengan meninggalkan satu istri, empat anak dan dua cucu. Banyak pesan kepada anak-anaknya. Paling banyak yang diberi wejangan adalah anak yang berada di Singapura.
Nusyirwan Jamal, teman seangkatan 1968 di fakultas Fiksafat Universitas Gadjah Mada menyatakan Damardjati merupakan sosok yang sangat pintar dalam filsafat. Di antara teman-teman seangkatan ia lah yang paling menonjol soal filsafat. "Saya 2010 dapat gelar doktor, promotornya dia," kata dia.
Tiga orang seangkatan, Nusyriwan, Damardjati, Abdul Hadi WM merupakan tiga serangkai. Semuanya berjanji harus punya titel doktor. Untuk mewujudkan itu, Nusyirwanlah orang terakhir yang menjadi doktor.
MUH SYAIFULLAH
Terpopuler :
Demi Cucu, Bos Sritex Lukminto Ziarah Walisongo
Rupiah Kembali Paling Perkasa Se-Asia
Kata BRI dan BNI Soal Utang Korban Kelud
Dampak Kelud, Bandara Juanda Rugi Rp 2,5 Milia