Mahasiswa Nilai Kinerja 100 Hari SBY-Kalla Buruk

Reporter

Editor

Selasa, 25 Januari 2005 15:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) menilai kinerja agenda 100 hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hanya 20 persen saja. "Dari 63 item kegiatan yang ada dalam agenda hanya 20 persen saja yang terlaksana," ujar sekretaris Jenderal PBHMI Fajar R. Zulkarnain saat jumpa pers dikantornya, Jakarta, Selasa (25/1). Menurut PBHMI, agenda 100 hari seharusnya dapat menumbuhkan terapi kejut dan peningkatan kepercayaan publik. Selain itu, momentum ini juga sebagai penyiapan pondasi awal pemerintahan lima tahun kedepan. Namun, PBHMI menilai SBY-Kalla telah gagal mewujudkan ketiga indikator tersebut. Buktinya, kepercayaan masyarakat sudah mulai menurun. Secara konseptual, agenda 100 hari mempunyai tiga penekanan. Pertama, mewujudkan Indonesia yang aman dan damai. Caranya, menyelesaikan konflik, terorisme, serta aktivitas ilegal. Kedua, mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis melalui penguasaan Kejaksaan Agung dan kepolisian, pemberantasan korupsi, dan reformasi birokrasi. Ketiga, mewujudkan Indonesia yang sejahtera melalui perbaikan iklim investasi, stabilitas ekonomi makro, serta peningkatan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan. "Namun, agenda 100 hari gagal secara konsep dan realisasinya," ungkap Fajar. Sementara itu, pejabat ketua umum PBHMI, Sahmud Ngabalin mengatakan, kejadian bencana di Aceh, Nabire, dan Alor, jangan menjadi pembenaran kegagalan itu. Karena penanganan bencana juga tertuang dalam agenda 100 hari, sehingga seharusnya pemerintah mempersiapkan diri menghadapi bencana alam dengan lebih baik.Ia menilai, kabinet Indonesia bersatu terlalu lambat dan kurang proaktif dalam penyelesaian masalah. "Mereka terlalu menunggu," kata Sahmud. Kendati begitu, Sahmud mengakui agenda 100 hari pertama bukanlah waktu yang cukup untuk menilai efektivitas kinerja pemerintahan baru. Namun, lanjut dia, kegagalan tersebut seharusnya menjadi peringatan awal. Oleh karena itu, PBHMI menuntut SBY-Kalla melakukan evaluasi dan koreksi total atas kinerja kabinet. Bahkan, jika diperlukan dilakukan perombakan kabinet. Namun, penggantiannya harus berdasarkan prinsip profesionalisme dan kompetensi bukan politik. Eworaswa

Berita terkait

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

2 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

1 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

2 hari lalu

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhanbatu, Erik Atrada Ritonga, di Kota Medan

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

2 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

2 hari lalu

Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

Bekas Bupati Muna, La Ode Muhammad Rusman Emba, divonis tiga tahun penjara dalam kasus suap dana PEN (pemulihan ekonomi nasional)

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

3 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

3 hari lalu

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.

Baca Selengkapnya

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

3 hari lalu

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

Windu Aji Sutanto terbukti korupsi dalam kerja sama operasional (KSO) antara PT Antam dan PT Lawu Agung Mining 2021-2023 di pertambangan nikel

Baca Selengkapnya