TEMPO.CO, Madiun - Letusan Gunung Kelud disertai muntahan abu vulkanik, Kamis malam, 13 Februari 2014, mengganggu jadwal kereta api. "Kami menempatkan petugas pemantau rel di sepanjang jalur. Petugas pemantau juga mengawasi wesel dari abu yang bisa mengganggu teknis kerjanya," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun Gatut Sutiyatmoko kepada Tempo, Jumat, 14 Februari 2014. Wesel adalah konstruksi rel bercabang yang digunakan untuk memindahkan jurusan jalan KA.
Letusan Kelud berdampak pada kedatangan kereta api. Sedikitnya ada sepuluh rangkaian kereta api (KA) terlambat datang di Stasiun Madiun, Jawa Timur, karena hujan abu Kelud membatasi jarak pandang masinis. "Dengan adanya hujan debu terjadi pengurangan kecepatan kereta," Gatut menambahkan.
Menurut dia, sejumlah KA yang mengalami keterlambatan itu melaju dari arah barat maupun timur. Untuk yang berjalan dari arah timur dicontohkannya Kereta Api Brantas dengan rute Kediri-Jakarta. Seharusnya kereta ini tiba di Stasiun Madiun pada Jumat, 14 Februari 2014, pukul 13.43 WIB, tapi kedatangannya pukul 14.16 WIB atau mengalami keterlambatan 33 menit.
Sedangkan kereta dari arah barat yang juga mengalami hal serupa salah satunya adalah Sancaka dengan rute Yogyakarta-Surabaya. Kereta ini seharusnya tiba di Stasiun Madiun pukul 09.35 WIB, tapi baru datang pukul 11.21 WIB atau mengalami keterlambatan 106 menit. "Keterlambatan ini karena di beberapa daerah juga terjadi hujan abu," ujarnya.
Adapun kereta lain yang juga mengalami keterlambatan di antaranya KA Kahuripan (Kediri-Jakarta), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Sri Tanjung (Yogyakarta-Banyuwangi). Kendati demikian, Gatut menyatakan belum ada pembatalan jadwal keberangkatan kereta. Sebagai konsekuensinya, pihak PT KAI Daop VII Madiun berupaya memperlancar laju moda transportasi umum itu.
NOFIKA DIAN NUGROHO
BERITA LAINNYA
Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi
Berita terkait
3 Nama Soekarno, Kelahirannya Serba 6 dan Bersamaan Letusan Gunung Kelud
9 Juni 2022
Presiden Pertama RI Soekarno, memiliki 3 nama. Di mana masa kecilnya?
Baca SelengkapnyaKronologi Danau Kawah Gunung Kelud Berubah Warna, Ini Penjelasan PVMBG
1 April 2022
Masyarakat dan wisatawan dilarang memasuki atau mendekat kawasan kawah aktif Gunung Kelud sementara waktu.
Baca SelengkapnyaBanjir Jombang Diduga Karena Tanggul Jebol
5 Februari 2021
Banjir setinggi sekitar satu meter masih menggenangi dua desa di Jombang.
Baca SelengkapnyaWisata Offroad Ini, Bikin Liburan Akhir Tahun Luar Biasa
7 Desember 2019
Libur akhir tahun sudah di depan mata. Bila pantai dan hotel mewah sudah sangat biasa, menjelajahi medan wisata offroad dengan jip bisa jadi pilihan.
Baca SelengkapnyaKampung Anggrek dan Kebun Era Kolonial di Kaki Gunung Kelud
16 Oktober 2019
Kampung Anggrek di Kabupaten Kediri menjadi spot wisata baru, yang menjanjikan kesejukan perkebunan dan keindahan taman dengan latar Gunung Kelud.
Baca SelengkapnyaTiga Waktu Terbaik Menikmati Panorama Gunung Kelud
28 Januari 2018
Bila hendak merencanakan perjalanan ke Gunung Kelud, perhatikan rekomendasi waktu berikut ini supaya mendapatkan momentum yang tepat.
Baca SelengkapnyaMenengok Wajah Puncak Gunung Kelud yang Berubah Pasca-Erupsi
23 Januari 2018
Puncak Gunung Kelud kini telah berubah wajah, kini mirip dengan Tangkuban Perahu atau Kelimutu yang punya danau kawah.
Baca SelengkapnyaPolisi Cari Sembilan Pendaki yang Terjebak di Gunung Kelud
7 November 2017
Jalur Tulungrejo yang dipilih para pendaki dianggap terjal.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Jelaskan 4 Penyebab Sumur Ambles di Kediri
28 Mei 2017
Badan Geologi menemukan empat faktor penyebab ratusan sumur ambles di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Penyebab Ratusan Sumur Ambles di Kediri
19 Mei 2017
Tim peneliti dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta mengetahui penyebab amblesnya sumur di Kediri.
Baca Selengkapnya