Sejumlah pelajar membersihkan abu vulkanik dari Gunung Kelud yang menyelimuti halaman sekolah mereka, di Madiun, Jawa Timur, (15/2). Kamis malam lalu Gunung Kelud meletus dan melontarkan abu vulkanik dan kerikil. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
TEMPO.CO, Surakarta - Tebalnya abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud yang menyelimuti Solo mengancam sistem drainase di kota tersebut. Banyak warga yang membuang tumpukan abu ke selokan.
Mereka menyemprot jalanan dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran serta mobil tangki. Air yang membawa material debu segera mengalir ke drainase yang berada di tepi jalan.
"Sedimentasi sudah pasti akan terjadi," kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, Sabtu, 15 Februari 2014. Apalagi diperkirakan material debu halus itu akan memadat di dasar selokan.
Menurut Rudyatmo, langkah mengalirkan debu ke selokan itu menjadi langkah paling tepat untuk diambil. "Untuk sementara memang tidak ada solusi lain," katanya. Sebab, debu yang beterbangan di jalanan dikhawatirkan bisa memberi dampak buruk yang serius bagi kesehatan masyarakat.
Dia mengakui ancaman genangan saat hujan menjadi risiko yang harus diambil. "Kami tengah mempersiapkan untuk menghadapi risiko tersebut," katanya. Apalagi musim hujan saat ini belum berhenti.
"Pekerjaan ini akan segera dilanjutkan dengan pengerukan sistem drainase," kata Rudyatmo. Pengerukan akan dilakukan saat debu di jalanan dan perkampungan sudah relatif bersih. Biaya untuk pengerukan akan diambil dari dana penanggulangan bencana.