Abu Vulkanik Lapisi Rel, Kereta Tiba Terlambat
Editor
Kartika Candra
Jumat, 14 Februari 2014 15:42 WIB
TEMPO.CO, Purwokerto - Abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud menyebar sampai ke Purworejo, Kebumen, Banyumas, dan Cilacap. Abu yang menutupi rel kereta api di Jawa Tengah mempengaruhi sistem pemindah jalur kereta api atau wesel di beberapa stasiun di antara Kutoarjo dan Kemranjen.
Akibatnya, sejumlah perjalanan kereta api terlambat hingga satu jam. "Ketebalan abu di rel kereta api mencapai dua sentimeter," ujar Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi V Purwokerto, Surono, Jumat, 14 Februari 2014.
Surono menjelaskan tebalnya abu vulkanik menyebabkan wesel-wesel di stasiun lintas Kutoarjo-Kroya mengalami gangguan. Wesel tersebut tidak bisa dibalik untuk memindahkan jalur kereta api.
"Semua pegawai yang ada di stasiun-stasiun kami kerahkan untuk membersihkan wesel dari debu agar wesel tidak terganggu," katanya.
Karena gangguan itu, sejumlah perjalanan kereta mengalami keterlambatan. Di Stasiun Kutoarjo, keberangkatan kereta Sawunggalih pagi jurusan Kutoarjo-Pasarsenen tertunda selama delapan menit karena harus menunggu wesel dibersihkan dahulu.
Adapun empat kereta dari Daerah Operasi VI Yogyakarta juga mengalami keterlambatan. Keempat kereta tersebut yakni Fajar Utama Yogya jurusan Yogya-Pasarsenen, Argo Lawu jurusan Solo-Gambir, Taksaka jurusan Yogya-Gambir, dan Lodaya jurusan Solo-Bandung.
Kereta Fajar Utama Yogya terlambat 90 menit dari jadwal tiba di Purwokerto. Adapun Kereta Argo Lawu terlambat 25 menit, Taksaka terlambat 14 menit, dan Lodaya terlambat 40 menit ketika tiba di Stasiun Kroya.
"Kereta Fajar Utama yang berangkat dari Yogya sudah terlambat 60 menit, dan kereta Lodaya mulai Stasiun Maguwo mulai terlambat akibat gangguan wesel yang tertutup debu," katanya.
Tak hanya mengganggu sistem pemindah rel, hujan abu juga mengurangi jarak pandang masinis. Untuk alasan keselamatan, masinis mengurangi kecepatan laju kereta. "Kami instruksikan agar masinis meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kecepatan, hingga berhentinya hujan abu dan jarak pandang normal lagi," kata dia, menambahkan.
Salah satu penumpang Fajar Utama Yogya, Elly Setyo Rini, mengatakan sepanjang perjalanan dari Yogyakarta, hujan abu vulkanik tak berhenti turun. "Langit gelap, dan abu sempat masuk dari pendingin udara," katanya.
ARIS ANDRIANTO
BERITA LAINNYA
Status Gunung Kelud Menjadi Awas
Erupsi Gunung Kelud Mereda
MUI : Ustad Hariri Belum Siap Jadi Ustad
Gunung Kelud Pernah Sapu 10.000 Jiwa
Kilat dan Petir Warnai Hujan Abu Gunung Kelud