Pengguna jalan melindungi diri dengan payung dan masker saat melintasi jalanan kota Yogyakarta yang memiliki jarak pandang pendek (14/2/2014). Karena hujan abu ini beberapa sekolah dan perkuliahan diliburkan. TEMPO/Suryo Wibowo.
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat kabinet terbatas di kantor Kepresidenan untuk membahas letusan Gunung Kelud. "Agenda pertemuan kami pagi ini adalah kegiatan tanggap darurat yang mesti kita lakukan menyusul terjadinya letusan Gunung Kelud tadi malam," kata SBY saat membuka rapat di hadapan sejumlah menteri terkait, Jumat pagi, 14 Februari 2014.
Menurut SBY, dia telah mendapatkan penjelasan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ihwal apa yang terjadi serta yang sudah dan akan dilakukan pemangku kepentingan terkait dengan letusan Gunung Kelud. "Termasuk situasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah, utamanya sebaran abu yang mengganggu penerbangan di zona itu."
SBY juga menyatakan telah berbicara langsung melalui sambungan telepon dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang sudah terlebih dahulu berada di sekitar lokasi letusan. Selain itu, dia telah menginstruksikan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman agar jajarannya meningkatkan intensitas bantuan di daerah terdampak letusan.
SBY mengapresiasi kinerja jajaran BNPB, TNI, Polri, dan Kementerian ESDM bahwa tak ada korban jiwa atas letusan Gunung Kelud. "Ini pelajaran yang dapat dipetik. Kalau saudara-saudara kita, masyarakat lokal, sungguh mematuhi apa yang disampaikan pemerintah, sesungguhnya kita bisa mencegah jatuhnya korban jiwa yang tidak perlu," ujarnya. "Ini baik kalau dijaga budaya seperti ini."
Dalam rapat ini, SBY meminta penjelasan dari Jero Wacik dan Surono ihwal situasi terkini setelah letusan Gunung Kelud dan yang kemungkinan akan terjadi ke depannya. "Sehingga tanggap darurat dan keterlibatan pemerintah pusat tepat," kata SBY.