Lahan yang terbakar di Desa Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau, (29/6). Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau menyatakan, ada 16.500 hektar lahan terbakar dalam bencana kebakaran di Riau. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan Satelit Tera dan Aqua mendeteksi kemunculan 24 titik panas (hotspot) terindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau, Rabu, 12 Februari 2014. Jumlah ini cenderung menurun dari hari sebelumnya mencapai 81 titik api. Meski demikian, kabut asap masih tampak menyelimuti wilayah Riau.
"Titik api itu pantauan satelit pada jam 5 pagi tadi," kata analis BMKG Pekanbaru, Ibnu Amirudin, kepada Tempo, Rabu. (Baca juga: Kabut Asap Riau Mulai Ganggu Penerbangan)
Menurut Ibnu, penyebaran titik api terbanyak di Meranti ada delapan titik api, disusul Pelalawan tujuh titik api, Indragiri Hilir tiga titik api, Rokan Hilir dua titik api, Rokan Hulu satu titik api, Dumai satu titik api, dan Bengkalis satu titik api.
Menurut prakiraan BMKG, 12 kabupaten dan kota di Riau masih berpotensi dilanda cuaca cerah berawan atau minim hujan. "Hingga hari ini belum ada potensi hujan," kata Ibnu.
Kata Ibnu, kabut asap sisa kebakaran lahan membuat jarak pandang di wilayah Pekanbaru menurun. Rabu pagi tadi, 12 Februari 2014 sekitar pukul 07.00 jarak pandang di ambang batas satu kilometer, namun tidak mengganggu aktivitas penerbangan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Duty Manajer Bandara SSK II Pekanbaru Baiquni menyebutkan aktivitas bandara berjalan lancer. Meski jarak pandang sempat menurun 1 kilometer, itu masih dianggap normal untuk penerbangan. "Jadwal penerbangan dan jarak pandang di Bandara SKK II Pekanbaru masih normal," kata Baiquni.