Jadi Nama Kapal, Harun Said Dikenal Pemberani  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 7 Februari 2014 07:32 WIB

TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Surabaya - Nama Harun bin Said alias Thohir bin Mandar bagi warga Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, selalu identik dengan kata pahlawan. Kopral Anumerta Komando Korps Operasi (KKO, sekarang Marinir) mengatakan Harun Thohir memang asli Bawean, tepatnya di Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Bawean, Jawa Timur.

Camat Tambak, Haji Imam, mengatakan Harun dikenal sebagai pemberani sejak kecil. Tidak heran jika kemudian ia memutuskan untuk bergabung di KKO. "Dia memang pemberani sejak kecil," kata Imam pada Tempo, Kamis, 6 Februari 2014.

Harun lahir pada 4 April 1947. Pada 1964, Harun meninggalkan Bawean ketika Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia. Menurut Imam, Harun tidak terlihat seperti orang Bawean lantaran perawakannya yang seperti orang Tionghoa. Dia juga lancar berbicara bahasa Inggris dan Belanda. "Orang Singapura enggak akan menyangka kalau Harun asli Bawean," ujar pria kelahiran 1962 ini.

Warga Bawean tidak mungkin melupakan keberanian Harun ketika peristiwa besar itu terjadi, 10 Maret 1965. Saat itu, Harun bersama dengan anggota KKO lainnya bernama Usman mengebom MacDonald House di Orchard Road yang menewaskan tiga orang. Keduanya lantas dihukum gantung oleh pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968.

Di mata masyarakat Indonesia, khususnya warga Bawean, aksi Harun dan Usman itu dianggap sebagai tindakan kepahlawanan. Riwayat itulah yang menjadi alasan TNI Angkatan Laut menyematkan nama keduanya di kapal perang, yaitu KRI Usman Harun. (Baca: Tragedi di Balik KRI Harun Usman)

Eksekusi pemerintah Singapura itu tentu saja memantik protes masyarakat Indonesia. Bahkan, mahasiswa Indonesia di Jakarta kala itu marah terhadap Singapura. Apalagi tidak sedikit warga Bawean yang tinggal di Jakarta dan Singapura. Namun, aksi protes itu segera dilerai Menteri Luar Negeri Adam Malik.

Kini, ketika Singapura menyatakan keberatan atas penamaan Usman Harun untuk kapal TNI Angkatan Laut Indonesia, warga Bawean pun memprotes. Imam mengatakan seharusnya penamaan itu tidak menjadi masalah. "Amat sangat tidak jadi masalah buat kami warga Bawean. Kami protes kalau Singapura keberatan," kata Imam.

Warga setempat menganggap Harun mengharumkan nama Pulau Bawean. Mereka tidak peduli dengan sikap Singapura. Warga bahkan mengusulkan mengabadikan nama Harun untuk nama lapangan terbang yang dibangun di Bawean.

Pemerintah sudah memberikan gelar pahlawan nasional kepada Harun, berdasarkan SK Presiden RI No. 050/TK/Tahun 1968, tanggal 17 Oktober 1968. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Saat ini hanya adik kandung Harun yang masih tinggal di Bawean. Perempuan bernama Asiyah, 50 tahun, masih tetap mendapat perhatian dari pemerintah. Kata Imam, beberapa waktu lalu, Asiyah mendapat santunan dari pemerintah. Selain itu, kata Imam, ia juga selalu digratiskan naik pesawat dengan tujuan mana pun.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Berita Lainnya:
Menko Djoko: Singapura Harusnya Tak Intervensi...
Singapura Protes Nama KRI Usman Harun
TNI AL Tak Gubris Protes Singapura

Berita terkait

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

2 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

5 hari lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

18 Agustus 2023

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

Menko Airlangga menyambut baik implementasi Program Tech:X, yang dilakukan secara bertahap

Baca Selengkapnya

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

18 Mei 2022

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

Sandiaga mengaku ikut mengumpulkan beberapa informasi setelah muncul kabar bahwa UAS ditolak masuk ke Singapura melalui Batam.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

26 Januari 2022

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

Pada perjanjian yang lama, Arsul mengatakan perjanjian ekstradisi juga terkait dengan perjanjian pertahanan.

Baca Selengkapnya

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

26 Januari 2022

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

Kesepakatan FIR dengan Singapura ini juga menunjukkan komitmen Presiden Joko Widodo dalam memperkuat kehadiran negara.

Baca Selengkapnya

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

26 Januari 2022

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

Perjanjian ekstradisi disebut-sebut bisa mempermudah upaya pemulangan buronan yang berada di Singapura, termasuk koruptor.

Baca Selengkapnya

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

9 Maret 2021

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

Singapura merupakan negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia dengan nilai US$ 43,2 miliar (Rp 621,9 triliun) dari 2016 sampai 2020.

Baca Selengkapnya

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

3 Oktober 2018

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

Singapura dikonfirmasi negara yang akan mengirimkan bantuan untuk membantu korban bencana gempa Donggala dan tsunami di Palu atau gempa Palu Donggala.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

19 Juli 2018

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

Perdana Menteri Singapura akan bertemu Jokowi.

Baca Selengkapnya