Walikota Surabaya, Tri Rismaharini saat tiba untuk melaporkan masalah di Kebun Binatang Surabaya (KBS) di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta (20/1). Dalam keterangannya Tri Rismaharini akan memberikan data kepada KPK terkait banyaknya binatang koleksi KBS yang raib dan permasalahan lainnya. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO , Jakarta:--Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini serius menyiapkan sumber daya manusia kota Surabaya untuk menjelang Asean Free Trade Area (AFTA) pada 2015 mendatang. Dia membangun rumah bahasa untuk berbagai pelatihan.
"Kita harus siap, jangan sampai menjadi penonton di rumah sendiri," kata Risma usai membuka peresmiam rumah bahasa di Balai Pemuda, 4 Februari 2014.
Ide mendirikan rumah bahasa, kata Risma, baru muncul sebulan yang lalu. Kala itu, dia melihat persiapan beberapa negara di Asia Tenggara untuk menyambut AFTA dengan memantapkan bahasa asing. Bahkan, Risma mengaku pernah mendengar bahwa bahasa Indonesia mulai diajarkan di Thailand.
Risma berharap adanya rumah bahasa dapat membantu peningkatan keterampilan warga kota Surabaya. Pelatihan itu meliputi bahasa asing berupa bahasa Inggris dan Mandarin, pelatihan transaksi online, investasi online, dan sebagainya. "Supaya kita tidak tertipu," tegasnya.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu mengaku tidak ada anggaran dalam pendirian rumah bahasa. Pasalnya, para pengajar merupakan sukarelawan yang tidak mengharapkan upah. Sedangkan untuk sarana seperti komputer, Risma mengambil dari masing-masing kantor dinas untuk disumbangkan.
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
1 hari lalu
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
19 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.