TEMPO.CO, Manado - Pasca-banjir bandang yang melanda Kota Manado kemarin, air mulai surut hingga setumit kaki pada Kamis, 16 Januari 2014. Namun, usai banjir air, Kota Manado dibanjiri sampah.
Wakil Wali Kota Manado Harley AB Mangindaan mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh institusi, termasuk pihak TNI untuk bisa membersihkan sampah-sampah tersebut. "Jadi, selain kita siaga di posko-posko bantuan untuk menyalurkan bantuan kepada korban, ada juga tim yang dikerahkan untuk membersihkan sampah. Masyarakat juga ikut berperan di situ," kata Mangindaan.
Tak tanggung-tanggung, sampah yang terbawa arus air ini tak hanya sampah rumah tangga atau bungkusan makanan, tetapi hingga ke sampah material rumah yang disapu oleh banjir. Berdasarkan pantauan Tempo, dua lokasi yang kini menjadi lautan sampah adalah daerah sekitar Jembatan Sario dan di Kecamatan Wanea, tepatnya di daerah sekitar Karombasan yang memang merupakan lokasi pasar tradisional.
Mangindaan sendiri mengungkapkan jika sampah yang muncul kali ini menunjukkan jika kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan belum benar-benar baik. "Jadi, mulai sekarang kalau bisa tinggalkan kebiasaan buruk untuk membuang sampah sembarangan. Kan, dampaknya kita yang rasakan sendiri," kata Mangindaan.
Banjir bandang melanda Sulawesi Utara pada Rabu, 15 Januari 2014. Banjir yang mengakibatkan tanah longsor itu dipicu kombinasi antara faktor alam dan antropogenik. Akibat banjir tersebut, 13 orang tewas, dua hilang, dan sekitar 40 ribu orang mengungsi.