Unjukrasa ke DPRP, Aktivis Papua Ditangkap Polisi

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 13 Januari 2014 17:51 WIB

Puluhan warga papua saat aksi demo menuntut Referendum di Gedung Majelis Rakyat Papua, Senin (20/2). TEMPO/Jerry Omona.

TEMPO.CO, Jayapura - Sebanyak 30 aktivis Papua Merdeka ditangkap polisi saat berunjuk di halaman Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di Kota Jayapura, Papua, Senin, 13 Januari 2014. Dalam aksinya, mereka meminta delegasi Melanesian Spearhead Group (MSG) yang saat itu sedang berkunjung ke Jayapura mendukung Papua dalam keanggotaan di blok negara-negara Asia-Pasifik.

Salah satu aktivis HAM Papua, Markus Haluk, koordinator aksi unjuk rasa, terlihat ikut digiring ke kantor Polresta Jayapura. Polisi beralasan, mereka tak memiliki izin untuk demonstrasi. "Kami hanya memintai keterangan mereka. Tak ada penangkapan, pemukulan maupun intimidasi saat dilakukan pengamanan unjuk rasa," kata Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare kepada wartawan di Kota Jayapura.

Menurut Alfred, menurut Undang Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang menyampaikan pendapat di muka umum, aksi ini telah menyalahi aturan dan dapat dibubarkan. "Jadi kami tidak membubarkan mereka. Hanya saja saat itu saya menawarkan kepada massa, apakah mau stop dan Markus Haluk kami amankan karena dia sebagai penanggungjawab dalam aksi tersebut," ujarnya.

Salah satu aktivis yang dibawa polisi, Elias, memprotes penangkapan ini. "Kami melakukan unjuk rasa tak anarkis dan berlangsung tertib. Kami sengaja menggelar aksi di kantor DPRP sebab kantor adalah kantor rakyat," katanya.

Menurut Elias, mereka melakukan unjuk rasa di kantor DPRP agar para anggota Dewan dapat memfasilitasi massa dengan delegasi MSG yang sedang berkunjung ke Papua. "Tapi belum masuk ke halaman kantor DPRP, aparat kepolisian langsung menghadang kami. Sempat terjadi perlawanan. Kamera handcam dan kamera foto kami diambil dan gambarnya dihapus polisi," katanya.

Dalam penangkapan ini, polisi menyita sebuah spanduk yang disamping kirinya terdapat gambar bendera Bintang Kejora dan bertuliskan "West Papua People Support WPNCL for MSG Membership". Selain itu, juga ada sebuah spanduk lain yang bertuliskan "Dukungan penuh aplikasi bangsa Papua sebagai anggota MSG untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan".

Gubernur Papua Lukas Enembe, usai pertemuan tertutup selama lebih dari dua jam dengan delegasi MSG di kantor Gubernur Papua, menyatakan, masyarakat Papua diminta untuk tak mengingat masa lalu yang diduga ada dugaan pelanggaran HAM. Sebab, saat ini daerah ini dapat ditata kembali bersama-sama.

"Saya mengerti, selama Orde Baru banyak terjadi pelanggaran HAM dan sejarah sudah mencatat. Tapi reformasi telah bergulir dan Indonesia sudah lebih terbuka dengan melahirkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Papua. Kami lebih mendorong pembangunan di Papua dengan segala potensi yang ada agar ada kemajuan bagi rakyat Papua," kata Lukas kepada wartawan di Kota Jayapura, Senin, 13 Januari 2014.

Menurut Lukas, kunjungan delegasi MSG ini untuk mendekatkan hubungan. "Ini kunjungan untuk pertama kalinya dan kami pasti akan melakukan kunjungan balasan kepada mereka. Hubungan yang akan dibangun akan lebih kepada hubungan budaya, ekonomi dan saling
melakukan kunjungan," katanya.

Salah satu pimpinan delegasi MSG, Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Hon Rimbink Pato mengatakan, ada banyak hal yang dibicarakan saat bertemu Gubernur Papua. "Kami membahas semuanya secara detail, termasuk juga kesepakatan pembangunan ekonomi, regulasi Papua, dan program di Indonesia serta usaha patungan bidang perdagangan. Kami dari delegasi MSG juga mengakui penerapan otonomi khusus di Papua yang diberikan oleh pemerintah Indonesia berjalan dengan sangat bagus. Kami menganggap ini sangat menarik," kata Pato.

Rombongan delegasi MSG ini dipimpin tiga menteri luar negeri dari beberapa anggota MSG, yakni Menteri Luar Negeri Fiji Ratu Noke Kubuabola, Menteri Luar Negeri Salomon Soalaoi Clay Forau dan Rimbink Pato. Kunjungan ke Papua ini untuk bertemu pejabat pemerintah Papua dan melakukan kunjungan ke sejumlah tempat, yaitu ke SMK 1 Jayapura dan Bank Papua di Kota Jayapura. Setelah itu, delegasi kembali ke Jakarta.

CUNDING

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

16 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

7 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

7 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

8 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

14 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

14 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

14 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

14 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

14 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

43 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya