Keraton Pakualaman Dukung Capres Gita Wiryawan  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 9 Januari 2014 15:38 WIB

Gita Wiryawan. TEMPO/Ijar Karim

TEMPO.CO, Yogyakarta - Calon presiden Gita Wiryawan mendapat dukungan Kadipaten Puro Paku Alam di Yogyakarta. Menteri Perdagangan Gita mendapatkan gelar bangsawan dan nama baru menjadi Kanjeng Raden Tumenggung Djojonegoro dengan pangkat bupati sepuh. Pemberian gelar dan pangkat bertepatan dengan tingalan dalem atau ulang tahun ke-78 Adipati Sri Paduka Paku Alam IX di Bangsal Paku Alaman, kemarin. "Kalau (Gita) baik, kenapa tidak didukung," kata Ketua Trah Udayana Kadipaten Puro Paku Alam Kanjeng Pangeran Haryo Kusumo Parastro saat ditemui di Pakualaman, Kamis, 9 Januari 2014.

Dia mencontohkan, kadipaten selama ini memberi dukungan kepada kerabatnya, Roy Suryo meskipun publik selama ini mencibirnya. "Nyatanya berhasil, kan (jadi Menteri Pemuda dan Olahraga)? Nyolong pethek namanya. Kelakuannya disebut macam-macam, ternyata berprestasi," kata Kusumo. Namun, dia membantah bahwa pemberian gelar kepada Gita ada tendensi politis. Pasalnya, Gita merupakan calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat. "Politik apa? Kan, enggak ada politik. Itu kan proses, enggak mendadak," kata Kusumo.

Alasan pemberian gelar disebabkan kadipaten menilai Gita mempunyai prestasi, yaitu sebagai menteri. Selain itu, Gita dinilai mempunyai visi ke depan yang baik. Gelar juga diberikan karena Gita berkehendak menerimanya. Nama Gita diusulkan untuk mendapatkan gelar dari Paguyuban Keluarga Paku Alam di Jakarta. Nama tersebut digodok oleh dewan pertimbangan di kadipaten. "Pemberian gelar adalah paring dalem (pemberian PA IX). Juga karena yang menerima berkendak," kata Kusumo.

Gita mempunyai beban tugas ikut memajukan kadipaten. Artinya, jika Gita mempunyai prestasi yang bagus, maka kadipaten juga ikut maju. "Bentuknya macam-macam. Yen duwe utek, yo utek. Yen duwe dhuwit, yo dhuwit," kata Kusumo.

Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) Suryo Notodiprodjo alias Roy Suryo tidak memberi jawaban tegas soal benar tidaknya dukungan kadipaten terhadap pencapresan Gita. Pada waktu yang sama, Roy juga mendapat kenaikan jabatan dari bupati anom menjadi bupati sepuh. “Kalau itu saya jawab dengan senyum saja. Wong sudah jelas, kok. Kadipaten itu mendukung semua capres yang baik,” kata Roy.

Dia membantah sebagai orang yang mengusulkan Gita mendapat gelar. Ia menyatakan diminta pertimbangan dari kadipaten soal usulan itu. Usulan tersebut juga lantaran ayah Gita yang dimakamkan di Yogyakarta masih kerabat Paku Alaman. Dengan demikian, Gita pun mendapat gelar raden pada nama depannya, yaitu Raden Gita Wiryawan. Bahkan, pemberian pangkat terhadap Gita pun tidak melewati jabatan sebagai bupati anom, melainkan langsung sebagai bupati sepuh.

PITO AGUSTIN RUDIANA







Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

23 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

26 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

12 Maret 2024

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya