Seorang umat Kristiani menyalakan lilin dan berdoa dengan khusyuk saat misa malam Natal di Gereja Bethany, Surabaya (24/12). Misa malam Natal di gereja Bethany mendapatkan penjagaan ketat dari aparat kepolisian. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Denpasar - Hari Raya Natal rupanya dimanfaatkan para pengemis di Bali untuk mengais rezeki. Berdasarkan pantauan Tempo, puluhan pengemis memadati Gereja Katedral Denpasar, jalan Tukad Musi Renon pada saat Misa Natal.
Pengemis kebanyakan menggendong anak-anak. Sembari menggendong bocah, mereka menadahkan tangan kepada para jemaat yang akan menghadiri Misa Natal. Aksi pengemis ini tidak dihiraukan petugas keamanan. Padahal, ada beberapa pengemis yang terlihat meminta uang secara paksa kepada jemaat gereja. Selain pengemis, ada juga orang yang berjualan gambar hingga senjata tajam, seperti pisau dan pedang di area gereja.
Namun, Ketua Panitia Natal Paroki Roh Kudus Denpasar, Petrus Hery, mengatakan para pengemis itu tidak mengganggu ibadah. Dia menyerahkan pengamanan sepenuhnya kepada polisi. "Kami berpikir positif saja," kata dia kepada Tempo, Rabu, 25 Desember 2013.
Petrus mengatakan, mengajak umat kristiani dan warga Bali untuk lebih waspada terkait isu teror selama Natal dan tahun baru nanti. Meski begitu, dia menilai perayaan Natal hingga saat ini berjalan lancar. "Di Bali solidaritas antar umat beragama cukup tinggi," ujar Petrus.
Di Gereja Katedral Denpasar, ada 5 ribu jemaat yang mengikuti Misa Natal. Sejak pagi, mereka berbondong-bondong menghadiri ibadah Misa yang mengambil judul "Datanglah, ya, Raja Damai" itu. "Kami harap sang raja damai hadir untuk umat Katolik," kata Petrus.