Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom, di dalam mobil tahanan setelah menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta (8/10). Miranda juga dikenal dengan kegemaran mengunpulkan tas mewah termasuk Hermes. [TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelas narapidana di seluruh Indonesia mendapat remisi khusus II atau bisa langsung bebas di Hari Raya Natal tahun 2013. Mereka dinilai berperilaku baik dan taat menjalankan peraturan selama berada di dalam lembaga permasyarakatan dan rumah tahanan. Namun, remisi ternyata tak berlaku untuk narapidana korupsi.
"Terpidana kasus suap cek pelawat Miranda Goeltom tak dapat remisi," kata Akbar Hadi Prabowo, juru bicara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, melalui pesan pendek, Rabu, 25 Desember 2013. Ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang remisi Narapidana Kasus Terorisme, Narkoba dan Korupsi.
Miranda ditetapkan bersalah karena menyuap anggota DPR 1999-2004 sebesar Rp 24 miliar untuk memenangkan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. Dia diduga bersama-sama Nunun Nurbaetie, istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun, melakukan tindakan kejahatan ini. Nunun divonis dua tahun enam bulan penjara.
Akbar mengatakan pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM RI memberikan remisi khusus Hari Raya Natal 2013 kepada 8.429 narapidana. Selain 161 narapidana yang langsung bebas, Natal tahun ini juga memberi berkah bagi 8.268 narapidana yang mendapat remisi masa pidana, berkisar dari 15 hari sampai dua bulan. Tercatat, jumlah tahanan dan narapidana di seluruh Indonesia ada 161.566 orang.