TEMPO.CO, Madiun - Sejumlah peserta Extreme Adventure menilai, panitia kegiatan itu teledor hingga mengakibatkan ratusan crosser tersesat di hutan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Ahad hingga Senin, 22-23 Desember 2013. "Seharusnya panitia mengubah jalur ketika hujan deras turun. Tapi di arena tidak ada petunjuk," kata Mashudi, salah seorang peserta dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Saat kegiatan berlangsung, menurut dia, hujan tengah mengguyur dengan derasnya. Dampaknya, arena balap di kawasan perbukitan yang harus dilalui para crosser menjadi sulit ditempuh. Satu per satu para pembalap tumbang karena motor trail yang ditunggangi terperosok dalam kubangan lumpur. Para pembalap berusaha menyelematkan diri dengan meninggalkan kendaraan lantaran mesinnya mogok.
Untuk mendapatkan pertolongan bukanlah hal yang mudah. Mashudi mengatakan, lokasi tumbangnya para crosser berada di ketinggian sekitar 100 meter di atas permukaan laut. Tidak itu saja, jaraknya dengan pemukiman penduduk sekitar 30 kilometer. "Ada beberapa yang pingsan karena kedinginan dan kelaparan di tengah hutan," ujarnya kepada Tempo.
Ahad malam, sebagian dari mereka berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan dari TNI, kepolisian, dan Badan SAR Nasional Trenggalek. Salah satu anggota Basarnas setempat, Brian Gautama, mengatakan upaya penyelematan dilakukan melalui jalur darat dengan berjalan kaki. Selain itu evakuasi ditempuh dari wilayah perairan Pantai Prigi. "Evakuasi dari laut menggunakan kapal nelayan. Kami juga bekerja sama dengan polair," kata Brian.
Setelah berhasil mengevakuasi, sebagian crosser dibawa ke gubuk-gubuk di kawasan hutan. Mereka diberi makanan seadanya yang dibawa petugas. Hingga pukul 15.00 WIB tadi, sekitar 200 pembalap yang terjebak di dalam hutan berhasil dievakuasi. "Sebagian besar lemas dan dibawa ke puskesmas," ujar Brian.