Anggota DPR: Orang Dayak Biasa Makan Orang Utan

Reporter

Kamis, 19 Desember 2013 14:21 WIB

Orangutan ditembak 104 peluru. dok. Orangutan Foundation UK

TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar Pontianak Post pada 5 November 2013 itu menjadi bahan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat untuk mencokok Ignatius Madar dan Hanapi. Keduanya belakangan diketahui sebagai pemakan orang utan. Mereka ditangkap pada 7 November 2013 dengan tuduhan membunuh orang utan dan memakan dagingnya.

Junaidi, yang ikut membantu Hanapi menyembelih binatang itu, ditangkap keesokan harinya. Ketiganya langsung dijebloskan ke Rumah Tahanan Kelas II A Pontianak. Di kemudian hari, penahanan terhadap para pemakan orang-utan itu langsung menuai kecaman. Sebab, penangkapan itu tidak disertai surat izin penggeledehan dari pengadilan.

Tak terima dengan langkah penahanan ini, Ignatius dan Hanapi mengajukan gugatan praperadilan kepada polisi dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat. Mereka menunjuk Andel sebagai pengacara mereka. Namun, Junaidi memilih pasrah.

Kuasa hukum BKSDA, Rudi Priyatno, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan keduanya memenuhi unsur-unsur membunuh orang utan. Sebab, ketika ditemukan, orang utan itu dalam keadaan sekarat. "PPNS lalu menetapkan keduanya sebagai tersangka dan melayangkan surat ke kepolisian untuk melakukan penangkapan dan penahanan," kata Rudi.

Sidang berlangsung sepekan lebih dimulai pada 26 November 2013. Setiap sidang, dukungan terhadap Ignatius Madar dan Hanapi menyeruak. Sidang mereka dihadiri banyak pengunjung. Dukungan berasal dari komunitas orang Dayak. Salah satunya Karolin Margaret Natasa, anggota DPR RI dan putri Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, M.H.

“Jangan karena kelalaian pihak tertentu, rakyat menjadi korban,” kata Karolin di sidang praperadilan itu pada 29 November 2013.

Karolin tak menyangkal bahwa orang utan merupakan satwa yang dilindungi. Namun, kata Karolin, masyarakat menyantapnya lantaran tidak mengetahui bahwa ada larangan menyantap orang utan. “Ketidaktahuan masyarakat ini karena kurangnya edukasi yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak terkait,” ujarnya.

"Bagi kami, orang Dayak makan orang utan itu biasa karena akar budayanya dari hutan," kata Karolin menambahkan. "Nasib orang Dayak, makan bangkai saja dipidana," kata dia menambahkan.

Sidang praperadilan yang dipimpin oleh Erwin Tjong di Pengadilan Negeri pada 3 Desember 2013 ini pun mengabulkan gugatan kedua tersangka. "Untuk itu pengadilan memutuskan agar kedua pemohon dibebaskan dari tahanan," kata Erwin Tjong.

Menurut Erwin, dasar keputusannya adalah saat penggeledahan di kediaman Hanapi dan Ignatius, petugas penyidik pegawai negeri sipil tidak melengkapi diri dengan surat perintah dari pengadilan. Selain itu, keluarga tersangka juga tidak diperlihatkan surat perintah penahanan.

"Saya akan masak ayam buat merayakan putusan ini. Kami sekeluarga bahagia setelah mencari keadilan selama sebulan," kata Anem Anak Yok, 52 tahun, istri Hanapi.

ASEANTY PAHLEVI




Terpopuler




4 Gonjang Ganjing Setelah Atut Jadi Tersangka
Marah, Pembela Atut Bubarkan Wawancara Televisi
Setelah Atut, KPK Nyanyi 'Kapan-kapan' untuk Airin
Kisah Mencari Ratu Atut: Salam Dibalas Hardikan
Hari ini Ratu Atut Diincar DPRD di Paripurna
Atut dan Wawan Tersangka, Banten Bebas Korupsi?

Berita terkait

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.

Baca Selengkapnya

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan

Baca Selengkapnya

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

17 Maret 2020

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

Hingga saat ini belum ada kasus penularan virus corona COVID-19 dari manusia ke kera.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

13 Maret 2020

Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

Bayi orang utan Hope berulang tahun di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta pada Rabu, 11 Maret 2020.

Baca Selengkapnya