Kisah Pemakan Orang Utan yang Mendunia

Reporter

Kamis, 19 Desember 2013 13:42 WIB

Petugas dari Orangutan Information Center (OIC) membawa seekor orangutan yang baru diselamatkan setelah terjebak di perkebunan kelapa sawit di Padang Tualang, Sumatra Utara (21/7). Hewan langka ini sudah berhari-hari tidak mendapatkan makan dan minum. (AP Photo/Binsar Bakkara)

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus orang memakan daging orang utan (Pongo pygmaeus) di Kalimantan Barat menjadi sorotan dunia. Nama Ignatius Mandor dan Hanapi sebagai pemakan orang utan yang sempat ditahan tapi kemudian dibebaskan melalui sidang praperadilan itu terkenal.

Ketenaran ini bermula dari liputan seorang wartawan yang meminta identitasnya disamarkan pada sebuah harian lokal, Pontianak Pos, pada 5 November 2013. Si wartawan yang kini sedang berlindung lantaran mendapatkan ancaman dari berbagai pihak ini mengaku mendatangi rumah pamannya, Ignatius Mandor, pada 4 November 2013.

Di rumah pamannnya yang berada di Jalan Pancabakti di kawasan Batu Layang, Pontianak Utara itu, ia mendapatkan cerita bahwa Ignatius baru saja mendapatkan undangan pesta makan orang utan. Daging orang utan itu diperoleh lewat perburuan tetangga sang paman yang sempat mengira menembak rusa. Setelah buruan terkapar, barulah diketahui bahwa hewan yang ditembak merupakan orang utan.

Wartawan lokal itu menulis, para pemburu lantas bergegas ke lokasi orang utan yang tertembak. Begitu tiba di lokasi, orang utan itu masih mampu menyeringai. “Kalau masih sehat mungkin aku bawa kamu ke rumah. Tapi kalau sudah begini, daripada mati sia-sia, mau gimana lagi,” kata Ignatius menyitir perkataan tetangganya.

Mereka kemudian membunuh orang utan itu, lalu membawanya pulang ke rumah untuk dipotong-potong dan dimasak. Wartawan itu meminta sang paman agar diperbolehkan melihat kepala orang utan yang langsung dijawab pamannya dengan mendatangi rumah tetangganya. Sang paman pulang dengan menenteng karung plastik putih berisi panci. Di dalam panci, terdapat kepala orang utan yang direbus.

Tulisan tentang orang utan yang dimakan itu langsung mengundang kecaman dari berbagai pihak di dunia. Daily Mail pada 10 November 2013 mengunggah gambar-gambar keceriaan warga setempat saat menyantap rica-rica daging orang utan itu. Ada foto yang memperlihatkan seorang warga yang terlihat bangga menunjukkan potongan dua tangan orang utan itu. “Lebih liat dari rusa tapi rasanya lebih enak dari daging sapi dan babi,” kata Hanapi.

Director Orangutan Foundation Ashley Leiman mengatakan kondisi orang utan, yang hanya ditemui di hutan tropis di Kalimantan dan Sumatera, saat ini sangat gawat. Mereka merasa menderita lantaran habitatnya terancam. “Lebih dari 80 persen habitat mereka hilang dalam 20 tahun terakhir,” kata Leiman.

Menteri Lingkungan Hidup Inggris Lord de Mauley mengatakan ia akan meluncurkan kampanye bertajuk "Jika Orang Utan Hilang". Kampanye ini, kata dia, untuk meningkatkan kesadaran terhadap nasib orang utan yang terancam punah. “Setiap orang bisa membuat perbedaan dengan membeli produk minyak kelapa sawit yang berkelanjutan.”

Minyak kelapa sawit berkelanjutan adalah produk minyak goreng yang diolah dengan menerapkan prinsip pembangunan yang memperhatikan masalah lingkungan, ekonomi, dan sosial.


ASEANTY PAHLEVI| ISTIQOMATUL HAYATI


4 Gonjang Ganjing Setelah Atut Jadi Tersangka
Marah, Pembela Atut Bubarkan Wawancara Televisi
Setelah Atut, KPK Nyanyi 'Kapan-kapan' untuk Airin Kisah Mencari Ratu Atut: Salam Dibalas Hardikan
Hari ini Ratu Atut Diincar DPRD di Paripurna
Atut dan Wawan Tersangka, Banten Bebas Korupsi?

Berita terkait

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.

Baca Selengkapnya

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan

Baca Selengkapnya

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

17 Maret 2020

Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

Hingga saat ini belum ada kasus penularan virus corona COVID-19 dari manusia ke kera.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

13 Maret 2020

Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

Bayi orang utan Hope berulang tahun di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta pada Rabu, 11 Maret 2020.

Baca Selengkapnya