Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, dirinya sudah mulai diboikot oleh beberapa wartawan di Jawa Tengah. Boikot itu buntut dari dihentikannya pemberian "amplop" buat wartawan yang meliput kegiatan-kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. "Sekarang sudah mulai ada yang boikot," katanya sembari terkekeh usai melalui ujian tesis di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 16 Desember 2013.
Sebelumnya, Ganjar mengeluarkan kebijakan yang melarang seluruh instansi di lingkungan Pemprov Jateng memberi "amplop" saat meliput kegiatan Pemprov. Tiap "amplop" diperkirakan berisi Rp 150 ribu untuk seorang wartawan. Boikot dari wartawan, kata Ganjar, berupa berita-berita yang cenderung menyudutkan dia dan kebijakannya. Padahal berita-berita yang mulai menghantamnya disebut tak berimbang.
Namun Ganjar mengaku tak akan mengubah kebijakannya itu. Apalagi Ganjar mengatakan sudah mendapat banyak dukungan atas kebijakannya tersebut. "Saya dapat dukungan luar biasa dari Aliansi Jurnalis Indpenden," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, sampai hari ini, Pemprov Jateng belum bisa mendeteksi berapa instansi di lingkungan Pemprov Jateng menganggarkan "amplop" wartawan tiap tahun. Anggaran "amplop" diakui sebelumnya memang tak masuk dalam anggaran sendiri. "Biasanya masuk dalam anggaran transportasi," kata Ganjar.