Anak-anak Wiji Thukul Baca Puisil di Omah Munir

Reporter

Minggu, 8 Desember 2013 21:37 WIB

Suciwati isrtri almarhum Munir. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Malang-Sosok penyair yang hilang, Wiji Widodo alias Wiji Thukul, serasa hadir lewat penampilan dua anaknya, Ngantiwani dan Fajar Merah, di acara pembukaan museum hak asasi manusia Omah Munir di Jalan Bukit Berbunga, Kota Batu, Jawa Timur, pada Minggu, 8 Desember 2013. Kehadiran anak Wiji Thukul dan Dyah Sujirah alias Sipon ini atas permintaan panitia pembukaan Omah Munir.


Ngantiwani membacakan puisi karya sang ayah yang berjudul Derita Sudah Seleher dengan diiringi petikan gitar oleh Fajar. Seluruh puisi berisi kritikan terhadap kelaliman rezim Orde Baru. Saking menghayatinya, Ngantiwani sampai meneteskan air mata. Suasana sempat menghening. “Kami selalu teringat Bapak yang hilang dan sampai sekarang kami merasa Bapak masih hidup,” kata Ngantiwani.

Ngantiwani menegaskan bahwa dia dan adiknya berkewajiban meneruskan perjuangan Wiji Thukul. Mereka percaya sang bapak hilang, masih hidup, dan suatu saat kembali. Mereka menolak menyatakan sang bapak sudah meninggal karena jasadnya tak pernah ditemukan.

Menurutnya, Wiji Thukul dihilangkan. Apa yang diperbuat Pemerintah Orde Baru dampaknya tidak berhenti pada aktivitas yang dihilangkan, tapi juga kepada keluarga. Banyak keluarga teringat, sakit, dikucilkan karena orang yang disayangi dilecehkan oleh negara. “Kami tidak lupa, kami akan mengajak teman kami yang masih hidup, merasakan, bahwa Wiji Thukul itu orang benar yang dihilangkan karena penguasa merasa takut akan kata-katanya,” tutur Ngantiwani.

Suasana sempat menghening sebentar. Lalu hadirin memberikan tepuk tangan meriah saat lantang Fajar menyanyikan, “Darah sudah kau teteskan/kau teteskan dari bibir/cahaya sudah kau rampas/kau rampas dari mataku.”

Selain anak Wiji Thukul, pembukaan Omah Munir juga dimeriahkan oleh penampilan grup Symphonii, grup band yang tampil dalam film Kita versus Korupsi (KvsK) yang diproduksi Komisi Pemberantasan Korupsi, dan wakil dari Navicula. Lewat lagu-lagunya, mereka mengkritik mafia hukum, merajalelanya korupsi, dan penguasaan sumber daya alam oleh pihak asing.


Omah Munir merupakan museum HAM pertama di Indonesia yang berlokasi di Jalan Bukit Berbunga, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Sesuai namanya, museum ini didedikasikan untuk mengenang dan merawat perjuangan Munir Said Thalib, pejuang HAM asal Kota Batu, yang lahir pada 8 Desember 1965 dan meninggal karena diracun pada 7 September 2004. Peresmian Omah Munir dilakukan bertepatan dengan ulang tahun Munir ke-48.

Acara pembukaan Omah Munir dihadiri sekitar 500 orang dari berbagai kalangan, seperti aktivis HAM, akademisi, mahasiswa, seniman, dan politikus. Selain Lukman dan Faisal, hadir pula antara lain aktivis HAM Usman Hamid; Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso; Wakil Wali Kota Malang Sutiaji; bekas Hakim Konstitusi yang juga Dewan Pengawas Omah Munir, Abdul Mukthie Fadjar, serta Anggota Komisi Nasional HAM Roichatul Aswidah. Sedangkan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko datang saat pintu Omah Munir dibuka dan isinya dipamerkan.


ABDI PURMONO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

11 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

35 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

36 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

38 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

42 hari lalu

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

43 hari lalu

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

43 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

43 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

43 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya