Pemerintah DIY Serobot Proyek Kota Yogya

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 6 Desember 2013 01:33 WIB

Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - DPRD Kota Yogyakarta mencela perilaku Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta karena sering menyerobot proyek di wilayah Kota Yogyakarta. Proyek bikinan Pemerintah DIY ini dilakukan saat mepet tahun anggaran.

“Biasanya banyak proyek Pemerintah DIY yang masuk akhir tahun, tapi tak dikoordinasikan dengan kota,” kata anggota Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, Suwarto, di sela rapat dengan Dinas Permukiman Sarana Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta, Kamis, 5 Desember 2013.

Suwarto jengkel karena proyek dadakan akhir tahun itu pun baru dikomunikasikan setelah selesai. “Kalau sudah jadi baru minta persetujuan pemerintah kota. Ini kan lucu, kok enggak dari awal diberi tahu,” kata dia.

Masalah lain, katanya, Pemerintah DIY melibatkan rekanan dari luar Yogyakarta. Padahal, katanya, rekanan itu tak paham peta konstruksi infrastruktur sehingga menimbulkan masalah dan tak menyelesaikan proyek hingga tuntas. “Bekas galian di jalan raya diuruk seadanya.”

Dia menduga praktek main serobot proyek oleh Pemerintah DIY itu juga menyebabkan sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) Kota Yogyakarta tahun lalu membengkak menjadi Rp 240 miliar. Dari catatan Komisi C, pada tahun ini anggaran Rp 8 miliar tak terpakai untuk infrastruktur. Sebagian belum digarap karena waktu mepet, sebagian karena diserobot Pemerintah DIY.

Misalnya pengerjaan jalan di Lempuyangan tahun lalu, Pemerintah Kota Yogya menganggarkan tapi ternyata sudah dikerjakan Pemerintah DIY. “Kota kan enggak enak mau menegur, ternyata proyek yang direncanakan sudah digarap provinsi,” ujar Suwarto.

Penyerobotan proyek oleh Pemerintah DIY yang menyebabkan proyek pemerintah kota mandek juga dibahas dalam evaluasi oleh Dewan dan pemerintah kota kemarin. "Dari proyek yang dirancang tahun ini, hanya separuh yang dikerjakan," kata anggota Komisi C DPRD Kota Yogya, Emmanuel Ardi Prasetya. Selebihnya sudah dikerjakan Pemerintah DIY, bahkan pengaspalan jalan di wilayah Kota Yogyakarta.

Pengamat politik pemerintahan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, AAGN Ari Dwipayana, menilai penyerobotan proyek oleh Pemerintah DIY itu disebabkan tak ada ketegasan dan kejelasan peraturan. “Mestinya, dalam konteks otonomi daerah, kabupaten dan kota punya kewenangan,” ujar Ari.

Pemerintah provinsi bisa mengambil alih kewenangan jika berkaitan dengan program lintas kabupaten/kota. Pengambilalihan juga bisa dilakukan karena kabupaten/kota tak mampu. “Malioboro masuk kawasan Kota Yogyakarta, mestinya dikerjakan kota.”

Kepala Bidang Sarana Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, ngotot membantah tudingan anggota Dewan Kota Yogya itu. “Kami hanya membantu penataan, tak ada pengambilalihan. Kami tidak akan ngisruh,” katanya. Hal ini termasuk soal penataan Malioboro, meski pemerintah kota hanya menjadi penonton.

PRIBADI WICAKSONO | PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

16 jam lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

3 hari lalu

Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

Istana Kepresidenan memastikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak akan hadir dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Anggota Baleg DPR Sebut Kawasan Aglomerasi Dukung Jakarta Tak 'Tenggelam', Apa Alasannya?

44 hari lalu

Anggota Baleg DPR Sebut Kawasan Aglomerasi Dukung Jakarta Tak 'Tenggelam', Apa Alasannya?

Mardani mengatakan kawasan aglomerasi yang diusulkan pemerintah dalam RUU DKJ jauh lebih lentur.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya