Tolak Tambang Emas, Aktivis Demo di Selat Bali

Reporter

Minggu, 1 Desember 2013 19:27 WIB

AP/Hasan Jamali

TEMPO.CO, Banyuwangi -- Puluhan aktivis peduli lingkungan yang tergabung dalam Banyuwangi's Forum for Environmental Learning (BaFFEL) menggelar aksi unjukrasa di Pantai Cacalan, Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur. Aksi tersebut untuk menolak rencana eksploitasi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo di Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi.

Pengunjukrasa membentangkan spanduk sepanjang 10 meter bertuliskan: "Tambang Emas Membunuh Laut Banyuwangi". Juru bicara BaFFEL, Rosdi Bahtiar Martadi mengatakan, sekitar 22.955 nelayan Banyuwangi yang akan terancam nafkahnya jika laut Banyuwangi tercemar oleh limbah tambang emas Tumpang Pitu.

"Bila dihitung dengan keluarga nelayan, maka tambang emas itu akan mengancam 91.820 warga Banyuwangi," ujar Rosdi, Minggu 1 Desember 2013. Jumlah tersebut, kata dia, bisa membengkak jika ditambah dengan ribuan buruh industri perikanan yang akan terdampak.

Menurut Rosdi, tidak ada yang bisa menjamin limbah perusahaan tambang tidak akan bocor ke laut. Sebab dengan metode pertambangan terbuka (open pit), PT BSI akan mengupas tanah Gunung Tumpang Pitu sebanyak 41.095,89 ton setiap harinya. Apalagi zat kimia sianida yang dipakai untuk pemisahan bijih emas berbahaya bila sampai mencemari lingkungan.

Rosdi menambahkan, seharusnya Pemkab Banyuwangi lebih berpihak kepada potensi perikanan laut daripada tambang emas yang tak dapat diperbarui. Potensi perikanan laut juga mengantarkan Banyuwangi meraih identitas sebagai bandar ikan Indonesia terbesar di Indonesia. "Jika laut sudah tercemar, maka identitas itu hanya tinggal sejarah", katanya.

PT Bumi Suksesindo akan melakukan pertambangan terbuka di Gunung Tumpang Pitu pada 2016 mendatang. Hal itu setelah Bumi Suksesindo mengantongi SK Menteri Kehutanan Nomor 826/2013 tertanggal 19 November 2013 yang menyetujui alih fungsi hutan lindung menjadi hutan produksi di gunung tersebut seluas 1.942 hektare.

Sebelumnya, juru bicara PT Bumi Suksesindo, Musmin Nuryandi, mengatakan perusahaannya menargetkan penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran itu menghasilkan 2,7 ton emas per tahun. Hal itu berdasarkan hasil eksplorasi bahwa 1 ton batuan di gunung tersebut mengandung 0,9 gram emas. Bumi Suksesindo akan memproduksi 3 juta ton batuan per tahun atau 24 juta ton batuan dalam jangka delapan tahun.

Dia menjelaskan, pertambangan emas tersebut tidak akan mencemari lingkungan meski menggunakan zat kimia sianida. Sebab, perusahaannya menggunakan sistem pengolahan heap leaching atau pelindian tumpukan. Sistem ini dilakukan dengan cara menyiramkan larutan sianida menggunakan sprinkler pada tumpukan batuan emas yang sudah dicampur batu kapur. Air yang mengalir di dasar tumpukan lalu disalurkan dan ditampung untuk proses berikutnya. "Jadi, tidak ada limbah yang dibuang ke laut dan tanah."

Pemerintah Banyuwangi sendiri telah mendapatkan 10 persen saham dari PT Merdeka Serasi Jaya, perusahaan yang memiliki 100 persen saham PT Bumi Suksesindo. Sepuluh persen saham tersebut setara Rp 10 miliar yang dikonversi dengan 10 ribu lembar saham milik perusahaan.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

21 jam lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

3 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

5 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

21 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

22 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

22 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

23 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

24 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

24 hari lalu

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

PT Timah Tbk terbelit kasus korupsi hingga Rp 271 triliun. Begini profil perusahaan BUMN pertambangan timah yang telah didirikan sejak 1976.

Baca Selengkapnya

Klaim Lakukan Banyak Perbaikan, Bos PT Timah Mengaku Tak Terlibat dalam Kasus Korupsi Rp 271 Triliun

24 hari lalu

Klaim Lakukan Banyak Perbaikan, Bos PT Timah Mengaku Tak Terlibat dalam Kasus Korupsi Rp 271 Triliun

Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal mengaku tak terlibat dalam kasus dugaan korupsi tata niaga timah wilayah IUP perseroan.

Baca Selengkapnya