IPW Kritik Telegram Penundaan Jilbab Polwan  

Minggu, 1 Desember 2013 12:58 WIB

Polisi Wanita (Polwan) saat mengikuti peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab yang digelar di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta (25/11). Dalam peragaan ini sebanyak 15 polwan memeragakan pakaian dinas berjilbab dari masing-masing Satuan Kerja. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Police Wacth mengkritik Telegram Rahasia (TR) dari Markas Besar Kepolisian pada 28 November lalu yang menunda pemberlakuan kebijakan pembolehan pemakaian jilbab bagi polisi wanita. IPW menilai TR tersebut tidak tepat karena hanya dengan alasan ketidakseragaman.

"IPW mendesak Mabes Polri segera mencabut TR tersebut. TR ini sangat tidak masuk akal, karena Kepala Polri Sutarman telah mengizinkan penerapan," kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane dalam siaran pers, Ahad, 1 Desember 2013.

Neta menilai, apabila alasan penundaan karena ketidakseragaman, maka Mabes Polri cukup mengeluarkan TR mengenai tata cara pemakaian, bentuk, warna, dan model jilbab yang diperbolehkan. Hal ini dapat diberlakukan hingga Polri memiliki anggaran pengadaan model jilbab yang seragam untuk seluruh polwan.

"Biarkan masing-masing polwan yang membeli atau membiayainya."

Selain karena sudah ada izin dari Kepala Polisi Sutarman, menurut Neta, penggunaan jilbab juga akan memperbaiki citra dan moral Polri. Hal ini dinilai penting karena Polri kerap dicitrakan buruk oleh masyarakat atas sejumlah pelanggaran etika yang dilakukan anggotanya.

"Minimal warga yang berurusan dengan polisi merasa nyaman, tidak ada kekhawatiran akan disiksa atau dipungli. Bahkan publik akan merasakan nilai-nilai agamis dan kemanusiaan akan melekat di tubuh korps kepolisian."

Meta menyatakan, Polri harus segera mencabut TR yang ditandatangani Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno itu. Polri juga didesak untuk menerbitkan TR baru tentang ketentuan dan keseragaman jilbab.

Kabar TR ihwal penundaan pengenaan jilbab disampaikan Inspektur Jenderal Mabes Polri Komjen Imam Sudjarwo dalam pertemuan bersama Komisi Kepolisian Nasional. Dalam pertemuan tersebut, Imam memaparkan alasan penundaan adalah belum adanya anggaran penyediaan jilbab yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita Terpopuler Lainnya
Beredar Surat Terbuka Curhat Putri Sitok Srengenge
Kasasi Ditolak, Kuasa Hukum Doyok Akan Ajukan PK
Putri Sitok Srengenge Kecewa, tapi...
Isteri Petinju: Kenapa Harus Ditembak di Kepala?
Kasasi Ditolak, Vonis Doyok Tetap 7 Tahun Penjara

Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

3 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

5 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

5 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

20 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

21 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

1 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya