TNI: Penyelundupan di Perbatasan Masih Tinggi
Editor
Hadriani Pudjiarti
Sabtu, 23 November 2013 16:39 WIB
TEMPO.CO, Kupang - Komandan Pasukan Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Leste, Mayor Infanteri Budi Prasetyo, menyatakan tingkat penyelundupan di daerah perbatasan cukup tinggi. Dalam kurun waktu dua bulan masa tugasnya, pasukan pengamanan yang berasal dari Batalyon Infanteri 743 Pradnya Samapta Yudha ini sudah menggagalkan penyelundupan bahan bakar minyak, bahan kebutuhan pokok, sejumlah senjata api, dan kendaraan bermotor.
"Lebih banyak dari warga negara Indonesia yang menyelundupkan ke Timor Leste," kata Budi Prasetyo.
Faktor utama penyelundupan, menurut dia, adalah rendahnya tingkat ekonomi masyarakat dan minimnya lapangan pekerjaan di perbatasan. Hal ini semakin didukung kebutuhan masyarakat Timor Leste akan BBM dan sembako karena perbedaan harga yang tinggi.
Budi memaparkan, harga seliter BBM di Timor Leste sekitar Rp 15 ribu, sedangkan di Kabupaten Belu hanya mencapai Rp 8.000.
Pasukan pengamanan perbatasan sudah menggagalkan penyelundupan sebanyak 9,133 ribu liter. Selain itu, TNI mengamankan usaha penyelundupan 13 senjata api rakitan, 109 amunisi, enam granat tangan, dan lima magazen M16. Adapun penyelundupan sembako yang berhasil digagalkan adalah dua jeriken minyak goreng, 34 botol minuman keras, tujuh dus mi instan, empat karung tembakau, dan satu karung terigu.
"Kami juga gagalkan penyelundupan satu Kijang Innova," dia mengungkapkan.
Sebagai langkah antisipasi, Budi menyatakan terus berupaya memberikan penyuluhan kepada masyarakat di perbatasan mengenai pelanggaran hukum tindak penyelundupan. Selain itu, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan juga memberikan pelatihan di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.
"Modusnya, mereka berjalan kaki membawa barang ke arah perbatasan."
FRANSISCO ROSARIANS
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina | Adiguna Sutowo | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi |
Baca Juga
Mengklaim Didukung 11 Partai, Mahfud Tambah Pede
Kontroversi dan Diskriminasi Waria
Pemerintah Imbau WNI di Australia Tetap Tenang
Skandal Penyadapan, WNI di Canberra Adem Ayem
Kasus SKK Migas, KPK Cegah Ajudan Jero Wacik