Kecelakaan Bus di Yogya, Satu Anggota DPR Tewas Lagi

Reporter

Editor

Senin, 13 Desember 2004 21:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bus milik Pemda Provinsi DIY yang mengangkut rombongan Komisi V DPR RI terjun ke jurang di Dusun Seropan II, Kelurahan Munthuk, Kabupaten Bantul, Senin (13/12) siang sekitar pukul 11.15. Akibat kejadian ini, seorang anggota Komisi V DPR RI asal Yogyakarta, Budi Prihandoko, meninggal dunia di tempat kejadian, dua orang luka berat dan sembilan orang lainnya menderita luka ringan. Dua korban luka berat masing-masing Ahmad Anas Yahya (FKB) dan Rustanto Wakidi (Fraksi Partai Demokrat). Sementara korab luka ringan adalah Erman Suparno (FKB, yang juga Ketua Tim Komisi V DPR RI), Suharsoyo (FPG), Endang K Satroprawiro (FPDIP), Musyirwan Sujono (FPDIP), Ida Bagus Nugraha (FPDIP), Syahrial Agamas (FPDIP), Ahmad Muqowan (FPPP), serta Bambang Satmoko dan Dedi Cahyadi, keduanya kru TVRI yang ikut dalam rombongan. Seluruh korban dibawa ke Puskesmas Dlingo I sebelum akhirnya dibawa ke RS Panti Rapih Yogyakarta.Bus berplat nomer merah AB 960 DA yang dikemudikan Budi Junarko, staf Biro Umum Pemda Provinsi DIY ini masuk ke jurang sedalam 10 meter. Di dasar jurang, posisi bus miring ke kanan, tertahan oleh pohon Sonokeling. Seluruh kaca hancur berantakan, sementara bodi bus terlihat masih utuh. Seluruh korban keluar dari bus dengan cara merangkak melewati kaca depan yang sudah hancur.Lokasi kejadian berada di perbukitan dan hutan serta jauh dari pemukiman penduduk. Sebelum terjun ke jurang, jalanan menurun tajam dan berada di tikungan. Bus menerjang pagar pembatas jalan berupa plat besi, sebelum akhirnya terjun ke dasar jurang.Kepada wartawan di lokasi kejadian, sopir bus Budi Junarko, menuturkan, rem mobilnya tiba-tiba blong dalam posisi jalanan menurun dan menikung. Bus akhirnya menyodok mobil vorijder Kijang plat merah AB 905 CB milik LLAJR Kabupaten Bantul, yang dikemudikan Jumadi. Bus maupun mobil vorijder tersebut sama-sama terjun ke jurang, namun kedua pengemudinya hanya menderita luka ringan.Saksi mata, Tumiyah, membenarkan bahwa bus terlebih dulu menabrak mobil Kijang sebelum terjun ke jurang. Tumiyah yang rumahnya berjarak 100 meter dari lokasi kejadian, buru-buru keluar rumah begitu mendengar suara sirine. "Kan, jarang ada sirine lewat sini. Begitu saya keluar rumah, saya melihat bus menabrak mobil Kijang dan masuk ke jurang,"kata Tumiyah.Menurut Tumiyah, para korban ditolong oleh rombongan yang berada di belakang bus. "Ada 12 mobil Kijang di belakang bus. Penumpang di mobil-mobil itulah yang menolong dan mengangkut korban. Warga baru datang sekitar satu jam kemudian. Di sini kan penduduknya jarang, apalagi pas kecelakaan warga masih berada di ladang,"ujar Tumiyah.Saksi lainnya, Riyanto Dimas, anggota DPRD Kabupaten Bantul yang berada di mobil tepat di belakang bus naas tersebut membenarkan, bahwa sebelum bus terjun ke jurang telah menabrak mobil pengawal di depannya. "Waktu melewati turunan tajam di lokasi kejadian, bus tidak terkendali dan menabrak mobil pengawal di depannya sebelum terjun ke jurang. Saya melihat bus sempat terguling empat kali sebelum berhenti di dasar jurang," katanya.Menurut Riyanto, selama dalam perjalanan bus yang ditumpangi rombongan Komisi V DPR RI itu memang terlihat tidak sehat. Bus milik Pemda Provinsi DIY ini bahkan hampir tak kuat sewaktu melewati tanjakan di Imogiri.Rombongan Komisi V DPR RI itu sedianya akan menuju Goa Bribin di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul untuk melihat proyek pemanfaatan air bawah tanah. Mereka sengaja memilih jalur selatan karena sekaligus untuk meneliti rencana pembuatan jalur selatan Jawa. Sebelumnya, rombongan Komisi V DPR RI itu meninjau proyek jembatan Srandakan di Kabupaten Bantul. Jembatan yang melintas di atas Kali Progo ini patah di bagian tengah dan hingga kini tengah diupayakan pembangunan kembali. Saat meninjau jembatan Srandakan, rombongan anggota DPR sempat berdialog dengan warga di Balai Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.Hingga sore masyarakat masih membanjir ke lokasi kejadian. Sejumlah aparat kepolisian dibuat sibuk mengatur arus lalulintas. Selain sempit, jalan di lokasi kejadian berada di tikungan dan curam. Bus milik Pemda maupun mobil Kijang patwal LLAJR juga masih terpuruk di dasar jurang. Beberapa petugas LLAJR sibuk mencopoti asesoris mobil patwal, diantaranya mencopot lampu sirine di atas kap mobil Kijang tersebut. Menurut Kapolda DIY, Brigjen Pol Sudirman, sedang meneliti sebab-sebab kecelakaan. "Belum bisa kami pastikan apakah remnya blong atau tidak. Saat ini tengah kami teliti,"katanya. Tim Forensik Polda DIY terlihat di lokasi kejadian. Mereka terlihat sibuk mengutak-atik bus di dasar jurang.Sedangkan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, saat dihubungi terpisah menyatakan sangat prihatin atas musibah yang menimpa rombongan Komisi V DPR RI tersebut. Sultan juga menyatakan, Pemda Provinsi DIY akan menanggung seluruh beaya perawatan rumah sakit bagi rombongan Komisi V DPR RI yang mengalami musibah itu. "Saya sangat prihatin dan ikut bela sungkawa karena ada yang meninggal dalam kejadian ini. Kami akan menanggung seluruh biaya yang diperlukan,"kata Sultan.Heru CN dan Syaiful Amin

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

4 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

19 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya