Pasukan Anti Huru Hara usai mengikuti upacara apel Operasi Ketupat Lebaran 2013 dikawasan Monas, Jakarta, (30/7). Sebanyak 6200 anggota TNI dan Polri mengikuti apel tersebut. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Pengawasan Umum Kepolisian Inspektur Jenderal Imam Sudjarwo mengakui bahwa kinerja dan pelayanan polisi masih belum baik. Karena itu, korps baju coklat ini menduduki posisi kedua teratas sebagai lembaga paling dikeluhkan masyarakat. Menurut dia, hal itu terjadi karena organisasi kepolisian terlalu besar dan rumitnya. Selain itu, dia melanjutkan, polisi juga mengemban banyak tugas. "Kami menangani dari tingkat pusat sampai desa," kata Imam di Hotel Borobudur, Kamis, 7 November 2013.
Kepolisian, kata Imam, memiliki 1.200 satuan kerja yang harus terus terkoordinasi. Strukturnya, menurut Imam, langsung pada pelayanan masyarakat. Ia maklum jika banyak aduan. "Kami malah senang, karena itu adalah respons positif masyarakat atas kinerja kami, positive thinking saja," kata dia.
Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan, Budi Santoso, menyebutkan sampai September 2013, pihaknya menerima 383 aduan terkait pelayanan kepolisian. "Jumlah itu adalah indikator betapa buruknya layanan kepolisian, harus disempurnakan," kata dia di Hotel Borobudur, Kamis, 8 November 2013. Pelayanan tersebut, termasuk administratif dalam pelayanan penerbitan SIM, BPKB, STNK, TNKB, dan pengurusan lain di kepolisian.