Wali Kota Surakarta Adukan Tokoh Dewan Adat ke Polisi  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 6 November 2013 18:50 WIB

Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo berorasi dalam demo menolak kenaikan harga BBM di Balai Kota Surakarta, Selasa (27/3). TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Surakarta - Konflik kubu Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah, dengan kubu Dewan Adat masih menggelegak. Kini malah Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengadukan sejumlah petinggi Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta ke kepolisian. Padahal dalam konflik kedua kubu itu, Wali Kota bertindak sebagai mediator. Pengaduan itu muncul setelah Raja Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwana XIII mengirim surat pada Hadi yang berisi pernyataan pembubaran Dewan Adat dan minta perlindungan.

Pengaduan disampaikan 10 advokat ke Kepolisian Resor Kota Surakarta, Rabu, 6 November 2013. Mereka membawa surat kuasa yang telah ditandatangani oleh Wali Kota. Ketua tim pengacara, Suharsono, mengatakan Wali Kota Hadi mengadukan ketua Lembaga Dewan Adat GKR Koes Moertiyah. "Selain itu, kami juga mengadukan KP Eddy Wirabhumi dalam kasus yang sama," katanya saat ditemui di kantor Polresta Surakarta.

Pengaduan itu sehubungan dengan pernyataan Koes Moertiyah dan Eddy Wirabumi di sejumlah media massa, terkait mediasi yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta dalam konflik internal keraton. "Mereka menuduh bahwa surat dari Kementerian Dalam Negeri yang digunakan sebagai dasar mediasi itu palsu," kata Suharsono.

Mediasi terhadap dua kubu dalam Keraton itu dilakukan Pemerintah Kota Surakarta pada awal Oktober 2013. Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengaku mendapat surat dari Kemendagri untuk menjadi mediator. Belakangan, kubu Lembaga Dewan Adat menuding surat dari Kemendagri itu palsu. "Pernyataan dari Koes Moertiyah dan Eddy Wirabhumi itu sangat merugikan klien kami," kata Suharsono. Sebab, tuduhan itu dianggap tak berdasar. “Tuduhan itu dianggap sebagai bentuk kejahatan terhadap pejabat publik.” Selain itu, mereka juga mengadukan dua petinggi Dewan Adat karena pencemaran nama.

Adapun Eddy Wirabhumi menolak berkomentar atas pengaduan itu. "Saya akan memberikan keterangan kepada polisi jika dipanggil nantinya," katanya. Dia siap menghadapi pengaduan itu.

Konflik internal Keraton bermula saat ada dua putra PB XII, Hangabehi dan Tedjowulan, mengklaim sebagai raja. Belakangan, Tedjowulan mengakui Hangabehi sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta, dan dia dinobatkan sebagai Mahapatih Panembahan Agung. Toh, konflik di dalam Keraton Kasunanan Surakarta belum usai. Kini giliran sejumlah kerabat Keraton menolak Tedjowulan kembali ke dalam Keraton. Mereka bergabung dalam Lembaga Dewan Adat yang diinisiatori oleh beberapa adik kandung PB XIII. Pemerintah Kota Surakarta mencoba memediasi atas permintaan Kementerian Dalam Negeri.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

1 hari lalu

Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

Tema Animal Movements pada Solo Menari 2024 berelasi dengan Solo Safari dan Taman Sriwedari yang mewakili Kota Solo di masa kini dan masa lalu.

Baca Selengkapnya

Gibran Undang Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Objek Wisata di Solo Juni Mendatang

2 hari lalu

Gibran Undang Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Objek Wisata di Solo Juni Mendatang

Dalam pertemuan dengan Ma'ruf Amin, Gibran menyampaikan meminta wapres meresmikan tempat wisata di Solo pada Juni mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

7 hari lalu

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

Harga bawang merah untuk pembelian secara eceran bahkan mencapai Rp 80 ribu per kg.

Baca Selengkapnya

Periode Libur Lebaran: 5 Rekomendasi Makanan Khas Kota Solo

10 hari lalu

Periode Libur Lebaran: 5 Rekomendasi Makanan Khas Kota Solo

Kota Solo menjadi surga kuliner bagi pengunjung yang tengah berlibur di kota ini, termasuk libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

25 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

7 Hotel Dekat dari Stasiun Solo Balapan yang Harganya Terjangkau

33 hari lalu

7 Hotel Dekat dari Stasiun Solo Balapan yang Harganya Terjangkau

Jika Anda pergi ke Solo, ada beberapa pilihan hotel dekat dari Stasiun Solo Balapan yang harganya terjangkau dan fasilitas lengkap.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kursi PDIP di DPRD Solo Anjlok 10, PSI Bertambah Jadi 5

42 hari lalu

Jumlah Kursi PDIP di DPRD Solo Anjlok 10, PSI Bertambah Jadi 5

Perolehan kursi PDIP di DPRD Solo pada Pileg kali ini turun jika dibandingkan dengan Pileg 2019, yaitu dari 30 kursi menjadi 20 kursi.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

47 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

12 Nama Bursa Calon Wali Kota Solo di Pilkada 2024, Ada Kaesang hingga Mangkunegara X

49 hari lalu

12 Nama Bursa Calon Wali Kota Solo di Pilkada 2024, Ada Kaesang hingga Mangkunegara X

Riset Solo Raya Polling mendapati 12 nama masuk bursa calon Wali Kota Solo.

Baca Selengkapnya

Bukan Gunung atau Laut, Inilah Potensi Wisata Solo yang Bisa Datangkan Turis

53 hari lalu

Bukan Gunung atau Laut, Inilah Potensi Wisata Solo yang Bisa Datangkan Turis

Solo tidak punya gunung dan laut, tapi punya heritage, cerita-cerita yang ada di balik itu menjadi daya tarik wisatawan.

Baca Selengkapnya