TEMPO.CO, Jakarta - Petugas keamanan memastikan paket misterius yang sempat mampir ke kompleks parlemen Senayan, Jakarta, cuma mesin pompa air. Kepastian itu didapat setelah Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) memeriksa resi pengiriman paket ke kantor pos.
"Cuma pompa air. Keterangan isinya ada di resi pengiriman," kata salah seorang petugas pengamanan yang tak mau disebut namanya di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2013.
Paket itu sebelumnya sempat menggegerkan gedung wakil rakyat itu. Sebab, saat melewati x-ray pintu utama Gedung Nusantara III, ditemukan banyak kabel di dalam paket berbungkus karton cokelat tersebut. Petugas Pamdal yang tak mau kecolongan lantas meminta petugas pos mengembalikan paketan itu ke kantor pos.
Dalam paket itu, tertera nama pengirimnya Rano, petugas Pamdal. Namun, sepengetahuan kesatuan Pamdal, tak ada rekan mereka bernama Rano. Paket itu dikirim balik ke kompleks parlemen Senayan oleh petugas pos karena alamat yang dituju sebelumnya di Depok, Jawa Barat, ternyata tak ada.
Petugas Pamdal mengaku juga sudah kembali memeriksa isi paket tersebut. Belakangan paket yang dibungkus karton seukuran kardus mi instan tersebut isinya hanya pompa air.
KHAIRUL ANAM
Berita terkait
Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa
7 jam lalu
Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?
Baca SelengkapnyaPermintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?
8 jam lalu
Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?
Baca SelengkapnyaDPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei
9 jam lalu
KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
1 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
2 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
2 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
3 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
3 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
4 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok
4 hari lalu
Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.
Baca Selengkapnya