60 Persen TKI di Hong Kong, Gaji di Bawah Standar

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 13 Oktober 2013 20:56 WIB

Sejumlah TKW mengadakan aksi bagi rekan mereka yang disiksa majikannya di depan Pengadilan Wanchai di Hongkong (18/9). REUTERS/Bobby Yip

TEMPO.CO, Jakarta - Wahyu Susilo, aktivis Migrant Care – lembaga advokasi dan kajian buruh migran – mengatakan 60 persen buruh migran di Hong Kong bergaji di bawah standar. “Data terakhir dari Migrant Worker Union sejak dua tahun terakhir gaji buruh migran di Hong Kong di bawah standar” kata Wahyu, kala dihubungi lewat saluran telepon, Ahad, 13 Oktober 2013.

Menurut Wahyu, gaji buruh migran Indonesia di Hong Kong jauh lebih sedikit daripada gaji buruh migran asal Filipina yang bisa mencapai HK$ 6.000. “Kisaran gaji TKI kita ya sampai HK$ 3.200. Padahal biaya pengurusan bagi buruh migran Indonesia yang mau bekerja di Hong Kong paling tinggi di antara yang lain” ujar Wahyu. Angka HK$ 3200 itu dibawah standar yang seharusnya HK$ 3.920.


Biaya rekrutmen buruh migran Indonesia di Hong Kong, kata Wahyu, mencapai HK$ 2.700. Sementara buruh migran Philipina hanya sekitar HK$ 1.700 saja. “Gaji buruh migran juga banyak dipotong untuk agen yang menyalurkan mereka” ujarnya.


Sabtu silam, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyatakan bahwa standar upah minimal buruh migran Indonesia di Hong Kong naik. Kenaikan tersebut dari angka HK$ 3.920 menjadi HK$ 4.010. Kebijakan ini hasil kerjasama bilateral antara Kementrian Tenaga Kerja Indonesia dengan Kementerian Tenaga Kerja Hong Kong.


Wahyu berkata kebijakan baru itu diharapkan dapat berjalan dengan tepat. Pasalnya problem pembayaran gaji di bawah standar bagi buruh migran Indonesia selama ini karena permainan agen yang memotong gaji mereka. Jika fungsi agen itu diminimalkan dalam perekrutan kerja, Wahy yakin buruh migran Hongkong lebih sejahtera.


“Saya kira di Hong Kong ada mekanisme, ini yang paling penting. Upah bisa naik tapi keharusan bagi tenaga kerja punya agen terutama yang sudah lama bekerja di sana harus dihapuskan” katanya.

NURUL MAHMUDAH
Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | Dolly Riwayatmu

Baca juga

Korupsi Dinasti Banten Dirancang Sistematis
Dinasti Atut Dinilai sebagai Miniatur Orde Baru
Abraham Tak Takut Mistis Keluarga Atut
SBY Menyentil Dinasti Politik Ratu Atut

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

15 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

26 hari lalu

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

Nurul Huda menggugah perhatian publik. Video curhatnya tentang pengalaman disiksa oleh majikannya di Oman menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

33 hari lalu

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

Migrant Watch menilai kasus magang ke Jerman lebih tepat dikatakan sebagai kesalahan prosedur penempatan mahasiswa ketimbang TPPO.

Baca Selengkapnya

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

38 hari lalu

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

Dengan iming-iming magang di Jerman, para pelaku melakukan TPPO dengan menjebak dalam program Ferienjob

Baca Selengkapnya

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

39 hari lalu

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

Kasus TPPO menyasar dunia pendidikan. Selain Ferienjob, kasus perdagangan orang sempat masuk ke sekolah (SMK) menggunakan modus lain.

Baca Selengkapnya

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

42 hari lalu

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

Migrant Care menyatakan PPLN Kuala Lumpur menunjukkan bobroknya penyelenggara pemilu dan tunduk pada keinginan parpol.

Baca Selengkapnya

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

53 hari lalu

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

Migrant Care menemukan hanya segelintir pemilih yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hadir saat pencoblosan ulang di Kuala Lumpur Malaysia

Baca Selengkapnya

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

54 hari lalu

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

Migrant Care menyoroti berkurangnya jumlah pemilih dalam pemungutan suara ulang yang akan digelar di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

1 Maret 2024

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

Migrant Care, mengungkap dugaan praktik jual beli surat suara pemilu di Malaysia. Surat suara pemilu itu dijual dari harga 25-50 Ringgit Malaysia

Baca Selengkapnya

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

27 Februari 2024

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

Migrant Care mengungkap modus dugaan jual beli surat suara di Malaysia. Harga per satu surat suara dihargai sekitar Rp 90 ribu-120 ribu.

Baca Selengkapnya