Para Saksi 'Guyur' Fathanah Miliaran Rupiah  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Senin, 7 Oktober 2013 20:00 WIB

Terdakwa Ahmad Fathanah. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Saksi Ismail mengatakan, dirinya pernah menyetorkan duit Rp 3,5 miliar kepada terdakwa kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi dan pencucian uang, Ahmad Fathanah. Menurut dia, uang itu diberikan untuk kepentingan bisnis sesuai arahan rekannya, Andi Aminudin.

"Saya dijanjikan teman saya, ini ada proyek investasi. Saya tidak tahu persis itu proyek apa," ujarnya saat bersaksi untuk Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 7 Oktober 2013.

Andi Aminudin, yang juga dihadirkan sebagai saksi, kemudian menjelaskan duit yang disetor Ismail merupakakan permintaan Fathanah. Menurut dia, uang itu untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Pertanian. "Rp 3,5 miliar diberikan sesuai permintaan Ahmad Fathanah di Hotel Kaisar," katanya.

Untuk mendapatkan proyek itu, kata dia, Fathanah mengatakan kepadanya agar menyetor duit. Soalnya, kata Fathanah, Partai Keadilaan Sejahtera mensyaratkan hal itu kepada kontraktor. Aminudin sendiri mengaku pernah memberikan duit Rp 500 juta kepada Fathanah untuk kepentingan bisnis.

Selain mereka, jaksa juga menghadirkan Eko Hendri. Di depan majelis hakim, dia mengaku pernah mengirim uang sebesar US$ 500 ribu atau setara Rp 4,5 miliar kepada Fathanah. Menurut dia, uang itu untuk mendukung pencalonan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, sebagai Gubernur Sulawesi Selatan. "Saya kirim tunai US$500 ribu atas perintah Ilham Arief Sirajudin," ujarnya.

Fathanah tak menampik kesaksian ini. Menurut dia, perkataan mereka memang benar adanya. "Betul," katanya saat dimintai tanggapan.

Nama Ismail muncul dalam surat dakwaan Fathanah. Dia disebut jaksa mentrasferkan uang sebesar Rp 3,5 miliar pada 10 Januari 2013 ke rekening Fathanah. Duit itu diberikan terkait pengurusan proyek pembangkit listrik tenaga surya untuk PT Ridho Usaha Bersama.

Saat akan meninggalkan ruang sidang, Ismail sempat meminta perihal setorannya ini dimasukkan ke dalam amar putusan Fathanah. Dia menginginkan agar majelis hakim memerintahkan Fathanah mengembalikan uang mereka. "Mohon yang mulia kalau bisa dalam putusan dicantumkan supaya Fathanah mengembalikan uang-uang kami," katanya.

NUR ALFIYAH




Berita Terpopuler:
5 Tuntutan Jawara Banten Terkait Ratu Atut
Silsilah Dinasti Banten, Abah Chasan dan Para Istri
Beredar, Surat dari Akil Mochtar ke MK
Soal Ratu Atut, Jawara Banten 'Tantang' KPK
Akal-akalan Putusan Akil, Wani Piro?
Akil Minta Apel Washington ke Bupati Gunung Mas
Jimly: Pertemuan SBY Bahas MK seperti Arisan

Berita terkait

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

3 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

5 jam lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

8 jam lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

9 jam lalu

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

Motif korupsi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor bermula dari adanya aturan yang dibuat sebagai dasar pencairan dana insentif pajak daerah bagi pegawai BPPD.

Baca Selengkapnya

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

10 jam lalu

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

KPK resmi menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka kasus pemotongan insentif ASN BPPD

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

11 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

12 jam lalu

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

KPK memeriksa Direktur Utama PT Taspen Antonius N. S. Kosasih dalam kasus dugaan korupsi kegiatan investasi fiktif perusahaan pelat merah itu.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

13 jam lalu

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

KPK membuka peluang menghadirkan Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

16 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

16 jam lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya