TEMPO Interaktif, Jakarta:Massa pengunjuk rasa menolak kenaikan tarif dasar listrik, bahan bakar minyak (BBM) dan telepon yang berada di depan Istana Negera terlibat bentrok dengan aparat, Kamis (9/1) sekitar 13.30 WIB. Ketegangan yang sudah muncul sejak beberapa jam sebelumnya, tidak bisa dikendalikan lagi. Hal tersebut terjadi ketika tiba-tiba massa yang berada tepat di depan kawat pembatas mulai mendorong-dorong kawat tersebut. Karena kesal, para polisi dari satuan Brimob Polda Metro Jaya yang dilengkapi rotan pemukul dan tameng itu mulai memukuli massa. Hal tersebut dibalas dengan kemarahan massa demonstran. Massa yang terdesak berusaha lari hingga tepat berada di depan Gedung Departemen Perhubungan. Dalam situasi panas tersebut, beberapa orang sibuk menenangkan masa peserta unjuk rasa. Sementara itu, beberapa lainnya sibuk menenangkan polisi. Para pengunjuk rasa lalu mulai menggunakan bambu yang semula dipakai membentangkan spanduk untuk membalas memukul polisi. Sebagian lainnya mengambil batu di sekitar mereka. Dari arah peseta pengunjuk rasa, baru-batu mulai beterbangan ke arah polisi yang berada tepat di depan Istana Negara. Dua oang yang dicurigai intel berpakaian sipil terkena lemparan batu di dahinya dan mengucurkan darah. Ketika berita ini diturunkan, massa sudah sempat tenang kembali. Namun, mereka tetap menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Sementara itu, di dalam lingkungan Istana Paspampres terlihat lima panser untuk berjaga-jaga. Satu kompi Paspampres dengan senjata laras panjang berjaga di bagian dalam pagar Istana. Aktivis Dita Indah Sari, sempat melakukan orasi untuk menenangkan massa. Kepada wartawan, ia menegaskan penyesalan adanya insiden bentrokan. Ia menuntut agar aparat bertanggung jawab atas pecahnya kaca truk pengangkut sound system. Sekitar pukul 14.00 para pengunjuk rasa berangsur-angsur meninggalkan Istana. Mereka dari elemen buruh dan sebagian mahasiswa. Saat ini, massa dari PRD, GPK dan LMND masih melakukan aksi di depan Istana. Pagi sebelumnya, sekitar 300 mahasiswa yang tergabung dalam mahasiswa Muhamadiyah menggelar aksi di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan. Mereka menyerukan penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik, telepon dan menolak divestasi Indosat. Selain itu mereka juga meminta Kejaksaan Agung segera mengajukan para penghutang bermasalah ke pengadilan. Para demonstran juga menolak pemberian release & discharge kepada sejumlah pengutang yang terkait dengan perjanjian Komite Kebijakan Sektor Keuangan. Menurat peserta demo, aksi mereka di Kejaksaan Agung ini hanya sekedar mampir. Kami kesini hanya mampir saja, targetnya menolak kenaikan harga BBM, kata Pembantu Ketua Tiga Bidang Kemahasiswaan, Universitas Muhamadyah Jakarta, Darwin R Hamdy. (Istiqomatul Hayati/Deddy Sinaga - Tempo News Room)
Berita terkait
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan
23 detik lalu
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan
Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan
Kemensos Berikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Desa Pambotanjara
3 menit lalu
Kemensos Berikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Desa Pambotanjara
Salah satu warga Desa Pambotanjara, dengan langkah pasti, masuk ke area instalasi pengolahan air terpadu, pemberian Kementerian Sosial untuk membantu pemenuhan air bersih masyarakat.