TEMPO.CO, Surabaya - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengamankan perairan Pulau Bali selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economy Cooperation (KTT APEC) pada Oktober 2013. Bahkan, sejak 13 September 2013 lalu, kapal Republik Indonesia Malahayati-362 telah berpatroli di perairan Pulau Bali.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur Letnan Kolonel (P) Yayan Sugiana mengatakan KRI Malahayati ditugaskan untuk pengamanan Very Very Important Person (VVIP) RI 1. "Ini masuk kegiatan pengamanan tamu VVIP," kata Yayan kepada Tempo, Senin, 30 September 2013.

Selama pengamanan VVIP RI 1, KRI Malahayati-362 yang dipimpin Letnan Kolonel Laut (P) Moch M Irchamni bersama dengan pesawat udara patroli maritim TNI-AL mengawasi wilayah perairain. Pengamanan laut dan udara dilakukan untuk mencegah infiltrasi dan sabotase musuh yang mungkin dilakukan melalui perairan.

Selain itu, Satuan Koordinasi Komando Armatim juga mengoptimalkan kekuatan anti udaranya untuk mendukung pengamanan. Mulai dari Presiden mendarat hingga meninggalkan Pulau Dewata dari Bandara Ngurah Rai. "Radar udara dan senjata anti udara KRI Malahayati selalu siap antisipasi ancaman sewaktu-waktu," ujar Yayan.

Yayan mengatakan pihaknya juga akan menerjunkan satu Satuan Tugas Komando Pasukan Katak. Namun, Yayan belum bisa memastikan berapa total jumlah personel yang diturunkan untuk pengamanan tersebut.

Yang jelas, kata Yayan, pasukan katak ini sudah standby di perairan sejak pertengahan September sampai diperintahkan kembali ke Surabaya. "Sesuai perintah karena yang tahu eskalasi keamanan kan pimpinan," katanya.

Selain KRI Malahayati-362, ada pula KRI Banda Aceh-593 yang turut mengamankan pelaksanaan KTT APEC 2013. Kapal perang jenis landing platform dock yang dikomandani Letnan Kolonel Laut (P) Yana Hardiyana ini tiba di Benoa, Bali, 19 September 2013.

AGITA SUKMA LISTYANTI