Sambut Hari Tani, Mahasiswa Bagikan Bibit Sayuran  

Reporter

Selasa, 24 September 2013 16:21 WIB

Ilustrasi sayuran. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Malang - Memperingati Hari Tani, puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang membagikan bibit sayuran. Sebanyak 600 bibit dari berbagai jenis sayuran, seperti cabai dan terong, dibagikan kepada pengguna jalan yang melintas di depan kampus Universitas Brawijaya Malang. "Mari kembangkan pertanian di rumah masing-masing," kata koordinator aksi, Ali Hakim Muhdi, Selasa, 24 September 2013.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Pertanian ini juga membagikan pupuk kompos seberat 60 kilogram. Pembagian bibit tanaman dan kompos merupakan simbol upaya mengajak warga kembali peduli terhadap pertanian. Selama ini, katanya, pertanian tak diperhatikan. Pupuk dan bibit mahal sehingga memukul para petani.

Mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan persoalan pertanian yang kian pelik. Teatrikal yang disajikan oleh unit kegiatan mahasiswa Bengkel Seni ini mengkritik pemerintah yang tak peka terhadap persoalan dunia pertanian. Sebab, pemerintah tak pernah melindungi produk pertanian. "Tanah kita subur, tapi kenapa kedelai, beras, dan buah harus impor?" katanya.

Rendahnya produk pertanian, katanya, disebabkan salah urus. Pemerintah tak serius menangani persoalan pertanian. Padahal, pertanian menopang industri tanaman pangan. Seperti perajin tempe yang harus bergantung pada kedelai impor dari Amerika Serikat, padahal kualitas kedelai lokal tak kalah bagus.

Keberpihakan anggaran juga dinilai rendah. Menurut mereka, anggaran pertanian hanya 2,5 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Anggaran pertanian itu pun masih dipangkas dari APBN 2013 sebanyak Rp 16.390 miliar, sedangkan Anggaran rencana APBDN 2014 hanya Rp 15.470,6 miliar atau dipangkas Rp 900,5 miliar.

Pemerintah Kota Malang membatasi alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, kawasan bisnis, dan industri. Pembatasan alih fungsi lahan pertanian bakal ditetapkan dalam sebuah rancangan peraturan daerah tentang pertanian. Selama empat tahun, luas lahan pertanian menyusut 250 hektare.

Rencana ini dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Tujuannya agar lahan pertanian tetap terjaga, tak menyusut signifikan. "Sulit membendung alih fungsi lahan, tak ada aturan hukumnya," kata Kepala Dinas Pertanian Sapto Prapto Santoso.

Pemerintah juga memberikan insentif bagi petani yang mempertahankan lahan pertanian. Insentif itu berupa pemberian diskon untuk membayar pajak. Berdasarkan pendataan Dinas Pertanian, lahan pertanian tersisa 2.000 hektare yang tersebar di Lowokwaru, Kendangkandang, Sukun, dan Blimbing. Sebab, telah berubah menjadi kawasan perdagangan, industri, permukiman, dan pusat pemerintahan.

Lahan pertanian juga menjadi upaya untuk mempertahankan ruang terbuka hijau. Selain itu, Dinas Pertanian mendorong pertanian di kawasan perkotaan. Konsepnya, setiap rumah ditanami aneka jenis tanaman produktif. Selain berfungsi untuk penghijauan, juga untuk menambah lahan pertanian.


EKO WIDIANTO

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

4 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

6 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

6 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

17 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

29 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

31 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

32 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

40 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

43 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.

Baca Selengkapnya