Sulitnya Menjerat Pembantai Harimau di Jambi

Reporter

Kamis, 19 September 2013 05:18 WIB

Seorang dari kelompok "Harimau Kita" menggelar aksi teatrikal di kawasan Monas, Jakarta, (29/7). Aksi kampanye melestarikan harimau sumatera ini juga untuk peringati Global Tiger Day. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jambi--Aparat penegak hukum hingga kini masih mengalami kesulitan untuk menjerat pelaku pembantaian harimau Sumatera yang dilakukan warga masyarakat Suku Anak Dalam, di kawasan hutan areal penggunaan lain di Kabupaten Merangin, Jambi, pada 13 September lalu.

"Kita mengalami hambatan untuk menjerat pelaku, karena di samping terjadi perlawanan dari kelompok pelaku juga akibat para pelaku sendiri mengaku tidak tahu tentang undang-undang pelarangan membunuh binatang liar dan dilindungi tersebut," kata Sahron, salah seorang anggota Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi, kepada Tempo, Rabu, 18 September 2013.

Padahal, dikatakan Sahron, dalam upaya melakukan pengusutan kasus ini pihaknya sudah dibantu aparat kepolisian dan TNI setempat. "Kita sudah dibantu aparat dari kepolisian dan TNI, tapi itu tadi memang sulit untuk memproses lebih lanjut, karena pelaku warga Suku Anak Dalam diajak berkomunikasi saja susah, kita tidak mengerti bahasa mereka," ujarnya.

Menurut Sahron, pihaknya pada awalnya mengetahui adanya pembantaian harimau dari laporan masyarakat. Bermodal laporan itu, pihak BKSDA bersama aparat penegak hukum lainnya langsung turun ke lokasi kejadian dan menemukan jika sekelompok warga Suku Anak Dalam sedang memasak dan memakan daging harimau yang telah mereka bunuh.

"Di sana kita melihat langsung para warga Suku Anak Dalam sedang memakan daging harimau dan kulitnya ditemui dekat lokasi sedang dijemur para pelaku," katanya.

Para pelaku mengaku membunuh harimau dengan cara ditembak menggunakan senapan api rakitan (kecepek). "Harimau Sumatera yang ditembak itu berjenis kelamin jantan dengan ukuran panjang sekitar 1,5 meter tau berusia sekitar 6 tahun," ujar Sahron.

Warga suku anak dalam bahkan mengancam, bila aparat berwenang ingin merampas barang bukti berupa kulit dan tulang belulang, harus ditebus seharga Rp 150 juta. Jika tidak para pelaku akan melakukan perlawanan.

Kasus serupa untuk kedua kalinya kurun waktu dua bulan terakhir, sebelumnya sekitar awal Agustus lalu, dua ekor harimau Sumatera diracun dan mati di Kebun Binatang Taman Rimbo Kota Jambi.

SYAIPUL BAKHORI

Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi


Baca juga:

Lima Tweet yang Mengguncang Dunia

Enam Jenis Ikan yang Sebaiknya Dihindari

Ini Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions

Ahok Tak Takut Ditinggal Jokowi Jadi Presiden

Berita terkait

Wanita India Bergulat Lawan Harimau Pakai Tongkat Lalu Berselfie

6 April 2018

Wanita India Bergulat Lawan Harimau Pakai Tongkat Lalu Berselfie

Seorang wanita India bertarung melawan Harimau dengan bersenjatakan tongkat, selamat lalu berselfie dengan luka di sekujur tubuh.

Baca Selengkapnya

Anak Harimau Sumatera yang Ditemukan di Bengkalis Akhirnya Mati

27 Mei 2017

Anak Harimau Sumatera yang Ditemukan di Bengkalis Akhirnya Mati

Sehari setelah ditemukan pada 24 Mei lalu, anak Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)akhirnya mati karena dehidrasi berat dan malnutrisi.

Baca Selengkapnya

Kematian Harimau Sumatera Diselidiki, Kuburannya Digali Lagi

27 Mei 2017

Kematian Harimau Sumatera Diselidiki, Kuburannya Digali Lagi

Ditemukan bukti-bukti bagian tubuh harimau, seperti alat kelamin, kumis dan kulit diambil warga setelah dibunuh dengan tombak dan golok.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bengkalis Temukan Seekor Anak Harimau di Kebun Karet

27 Mei 2017

Cerita Warga Bengkalis Temukan Seekor Anak Harimau di Kebun Karet

Anak harimau yang ditemukan lemah itu tidak sakit, hanya mengalami dehidrasi yang cukup berat dan terdapat luka di tubuhnya.

Baca Selengkapnya

Harimau Sumatera Masuk Kampung, Warga Panik, BBKSD: Numpang Lewat  

24 Mei 2017

Harimau Sumatera Masuk Kampung, Warga Panik, BBKSD: Numpang Lewat  

Harimau Sumatera yang masuk permukiman warga di Indragiri Hilir mulai menyerang ternak, bahkan mengejar warga yang melintas.

Baca Selengkapnya

Harimau 'Bertamu' di Tengah Permukiman, Warga Indragiri Hilir Resah  

24 Mei 2017

Harimau 'Bertamu' di Tengah Permukiman, Warga Indragiri Hilir Resah  

Seekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) masuk ke tengah permukiman warga Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Baca Selengkapnya

Tiga Anak Harimau Sumatera Lahir di Taman Margasatwa Bukittinggi

3 Mei 2017

Tiga Anak Harimau Sumatera Lahir di Taman Margasatwa Bukittinggi

Salah satu Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) koleksi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi,melahirkan tiga anak.

Baca Selengkapnya

Klinik untuk Harimau Sumatera Dibangun di Bengkulu

31 Maret 2017

Klinik untuk Harimau Sumatera Dibangun di Bengkulu

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung memulai proses pembangunan klinik harimau Sumatera (Phantera tigris sumatra).

Baca Selengkapnya

Populasi Harimau Indonesia Terkikis 70 Persen dalam 25 Tahun  

31 Juli 2016

Populasi Harimau Indonesia Terkikis 70 Persen dalam 25 Tahun  

Saat ini populasi harimau di Indonesia hanya 300-400 ekor.

Baca Selengkapnya

Konflik Harimau dengan Warga Sumatera Barat Sering Terjadi

12 Juni 2016

Konflik Harimau dengan Warga Sumatera Barat Sering Terjadi

Sejak awal 2016, setidaknya terjadi tiga kasus konflik karena harimau memakan tumbuhan di ladang, juga memangsa sapi warga.

Baca Selengkapnya