KPI Dinilai Lemah Menyikapi Kasus TVRI

Reporter

Rabu, 18 September 2013 06:45 WIB

Logo TVRI

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Pemantau Tayangan Televisi Indonesia, Roy Thaniago, menilai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) seharusnya lebih tegas dalam menyikapi kasus penayangan konvensi Partai Demokrat di Televisi Republik Indonesia (TVRI). Sebab, kata dia, acara tersebut melanggar aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang kampanye. "Jika acara ini dianggap wajar, maka KPI sudah tidak peka,” kata dia kepada Tempo, Rabu 17 September 2013.

Pada Ahad 15 September 2013, TVRI menayangkan siaran tunda konvensi Partai Demokrat. Acara yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jakarta itu ditayangkan selama dua jam mulai pukul 22.30. Siaran tersebut berisi perkenalan visi dan misi 11 peserta konvensi calon presiden. Sumber Tempo menyebutkan, petinggi TVRI memaksa awak redaksinya menyiarkan acara itu.

Roy menilai ruang redaksi TVRI sudah tidak steril dan bisa diintervensi pihak lain. Pejabat setingkat direksi, kata dia, seharusnya tidak boleh mencampuri urusan redaksi karena membahayakan independesi media tersebut. Apalagi TVRI adalah lembaga siaran milik publik yang dibiayai pajak dan seharusnya mendedikasikan diri untuk kepentingan publik. "Bukan untuk kepentingan lain, seperti komersial dan politik."

Ditemui di Istana Presiden, Selasa 17 September 2013, Ketua Harian Partai Demokrat Syarifuddin Hasan mengatakan partainya tak pernah meminta agar acara konvensi ditayangkan di TVRI. Menurut dia, siaran ulang konvensi tersebut merupakan inisiatif TVRI. "Tak ada instruksi apa pun," katanya.

Meski mengklaim siaran itu tak direncanakan, Partai Demokrat mendulang manfaat dari tayangan tersebut. Menurut Sekretaris Komite Konvensi Demokrat, Suaidi Marasabessy, TVRI telah membantu memberitakan visi dan misi peserta konvensi. “Ya, menguntungkan,” ujarnya.

Komite Konvensi, kata Suaidi, tetap akan menggandeng stasiun televisi untuk sarana kampanye peserta konvensi. Saat ini, Komite masih merencanakan aturan kerja sama dengan stasiun televisi. Komite Konvensi juga berupaya menekan biaya promosi di televisi. Anggaran konvensi sebesar Rp 50 miliar dinilainya tak cukup. Salah satu cara mengirit, kata dia, tidak melakukan siaran langsung. “Cukup dengan siaran tunda dalam waktu singkat.”

Direktur Utama TVRI Farhat Syukri menegaskan tak pernah ada pesanan dari Istana atau pihak mana pun terkait siaran konvensi Demokrat. Pertimbangan TVRI menyiarkan Konvensi, katanya, semata-mata asas kesamaan untuk semua partai. "Saya jamin, semua partai akan diperlakukan sama, sama-sama disiarkan penuh," kata Farhat.

GALVAN YUDISTIRA | PRIHANDOKO | INDRA WIJAYA


Terpopuler


Berita terkait

Masa Jabatan Anggota Dewan Pengawas TVRI Diperpanjang 3 Bulan

10 Juni 2022

Masa Jabatan Anggota Dewan Pengawas TVRI Diperpanjang 3 Bulan

Perpanjangan masa jabatan Dewan TVRI dilakukan karena proses seleksi calon anggota Dewas LPP TVRI periode 2022-2027 belum rampung.

Baca Selengkapnya

Pakar UNRI Beri Tips Agar TVRI Diminati Masyarakat

24 Agustus 2021

Pakar UNRI Beri Tips Agar TVRI Diminati Masyarakat

TVRI sebenarnya sudah melakukan mediamorfosis dan konvergensi media untuk mempertahankan eksistensinya namun hal itu dirasa belum cukup

Baca Selengkapnya

HUT ke-59, Ini Sejarah Singkat Berdirinya TVRI

24 Agustus 2021

HUT ke-59, Ini Sejarah Singkat Berdirinya TVRI

Hari ini, 24 Agustus 2021, Televisi Republik Indonesia (TVRI) berulang tahun yang ke-59 sejak didirikan pada 1962

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Dirut TVRI Dibuka, Ada 11 Syarat

4 Februari 2020

Pendaftaran Dirut TVRI Dibuka, Ada 11 Syarat

Pendaftaran Direktur Utama atau Dirut Pengganti Antarwaktu (PAW 2020-2022) di Lembaga Penyiaran Publik TVRI resmi dibuka.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Dirut Baru TVRI Resmi Dibuka

3 Februari 2020

Pendaftaran Dirut Baru TVRI Resmi Dibuka

Pendaftaran Direktur Utama atau Dirut Pengganti Antarwaktu (PAW) di Lembaga Penyiaran Publik TVRI resmi dibuka

Baca Selengkapnya

Resmi Minta Direksi Cari Pengganti Helmy Yahya, Ini Kata Dewas

31 Januari 2020

Resmi Minta Direksi Cari Pengganti Helmy Yahya, Ini Kata Dewas

Dewan Pengawas TVRI telah resmi meminta Dewan Direksi mencari pengganti Helmy Yahya.

Baca Selengkapnya

Helmy Yahya Pernah Dilarang Kakaknya Jadi Direktur Utama TVRI

28 Januari 2020

Helmy Yahya Pernah Dilarang Kakaknya Jadi Direktur Utama TVRI

Pembawa acara kondang, Helmy Yahya, menceritakan kisahnya sebelum menempati posisi direktur utama di Televisi Republik Indonesia alias TVRI.

Baca Selengkapnya

Kisruh TVRI, Komisi I DPR Panggil Helmy Yahya Siang Ini

28 Januari 2020

Kisruh TVRI, Komisi I DPR Panggil Helmy Yahya Siang Ini

Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat menjadwalkan rapat dengar dengan bekas Direktur Utama Televisi Republik Indonesia alias TVRI, Helmy Yahya

Baca Selengkapnya

Helmy Yahya Dijuluki Raja Kuis Indonesia, Ini Karyanya

17 Januari 2020

Helmy Yahya Dijuluki Raja Kuis Indonesia, Ini Karyanya

Helmy Yahya diberhentikan dari jabatan Direktur Utama TVRI oleh dewan pengawas penyiaran publik Intip berbagai

Baca Selengkapnya

Koreksi BPK, Dewas: Bukan Helmy Yahya yang Selesaikan PP PNPB

16 Desember 2019

Koreksi BPK, Dewas: Bukan Helmy Yahya yang Selesaikan PP PNPB

Dewan Pengawas TVRI mengoreksi cuitan anggota BPK Achsanul Qosasi ihwal prestasi Helmy Yahya.

Baca Selengkapnya