TEMPO.CO, Manado- Keikutsertaan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang dalam konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, rupanya menimbulkan pro dan kontra warga Sulawesi Utara.
Ada yang menilai gubernur dua periode ini hanya dimanfaatkan Partai Demokrat untuk membersihkan citra mereka dari partai yang buruk di wilayah Indonesia Timur. "Nama Sarundajang kan itu hingga ke Maluku dan Papua itu terkenal karena mampu menjadi penjabat yang mendamaikan daerah konflik. Nah, melihat hal ini, Demokrat mengambil simpati masyarakat di Indonesia Timur dengan mengikutkan nama Sarundajang di dalam konvensi," kata Reiner Ointoe, akademisi sekaligus budayawan, Selasa 17 September 2013.
Lain lagi pegiat masyarakat Yoseph Ikanubun. Menurut Ikanubun, Sarundajang tak perlu mengaku perwakilan dari Indonesia Timur. Alasannya, menurut Ikanubun, tak semua rakyat Maluku dan Papua mengenal dirinya. "Masyarakat saat ini sudah lebih pintar. Jadi kalau mengatasnamakan masyarakat Indonesia Timur, siapa yang memberi mandat kepada dirinya (Sarundajang)," kata Ikanubun yang juga berasal dari tanah Papua ini.
Namun demikian, arus dukungan agar Sarundajang bisa terpilih dalam konvensi walaupun hanya sebagai Calon Wakil Presiden juga mengalir deras. Bahkan, di media sosial maupun pesan blackberry, banyak tersebar ajakan untuk mendukung Sarundajang.
Sarundajang menjadi yang masih aktif menjabat gubernur Sulawesi Utara ini akan bersaing dengan nama-nama lainnya dalam konvensi Partai Demokrat. Di antaranya, Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, dan Pramono Edhie Wibowo. (Baca: Anies Baswedan Ajak Publik Awasi Konvensi Demokrat)