"Tidak ada pengawalan khusus. Dia harus pandai-pandai menjaga diri,” kata Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Kota Ajun Komisaris Besar Wiji Suwartini, Senin, 16 September 2013. Pernyataan itu menanggapi pertanyaan wartawan menyusul maraknya kasus penembakan terhadap petugas kepolisian.
Sebelumnya, Fahmi Baharun terluka parah setelah ditembak orang tak dikenal. Pelaku diduga menyasar Fadli karena sebelum menjalankan aksinya sempat mencari-cari ke rumah kontrakan yang kini ditinggali Fahmi di Desa Tunggalpager, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
Hingga kini polisi belum berhasil mengungkap motif penembakan dengan sasaran polisi tersebut. Sudah 15 saksi yang dimintai keterangan, termasuk Fadli, sebagai target sasaran. Polisi juga masih mendalami hubungan Fadli dengan orang lain yang dimungkinkan ada masalah. “Selama ini dia kerjanya baik, tapi saya baru tiga bulan jadi Kapolres,” ucap atasan Fadli, Wiji.
Fadli kini bertugas di Satuan Tahanan dan Barang Bukti Polres Mojokerto Kota. Sebelumnya ia bertugas di berbagai tempat, termasuk di Aceh dan Resmob Direktorat Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Karena dianggap kasus menonjol, Kepolisian Daerah Jawa Timur juga menerjunkan tim membantu penyidik Kepolisian Resor Mojokerto untuk mengungkap motif dan menangkap pelaku. “Belum ada perkembangan,” kata Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Muji Ediyanto.
Meski polisi sudah membuat sketsa pelaku berdasarkan pengakuan korban, pelaku penembakan belum juga tertangkap. Soal motif, polisi tak berani menduga, termasuk dugaan aksi terorisme dengan sasaran polisi. “Yang bersangkutan (Fadli) lebih banyak bertugas di Resmob,” kata Muji. Aksi balas dendam para pelaku kriminal juga dimungkinkan.