Sejumlah kontestan Miss World 2013 membawakan Tari Kipas dalam Pembukaan Kontes Miss World 2013 di Nusa Dua, Bali, (8/9). Kontes kecantikan ini diikuti oleh 130 kontestan dari berbagai negara. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
TEMPO.CO, Bima - Sekitar 80 anggota Forum Umat Islam Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa 10 September 2013, berunjuk rasa dengan cara menutup sejumlah jalur jalan, yakni di perempatan Sadia, dan menutup Jalan Soekarno Hatta, yang merupakan jalur protocol di Kota Bima.
Aksi mereka mengakibatkan kemacetan lalu lintas selama lebih daru dua jam. “Kami keberatan atas kehadiran peserta Miss Word,” kata koordinator aksi Muhamad Ayubi.
Menurut Ayubi, kehadiran perserta Miss World dan penyelenggaraan ajang adu kecantikan tesebut dapat merusak akhlak dan moral generasi muda.
Ayubi yang juga Ketua DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Bima itu mempertanyakan sikap pemerintah yang memberikan izin penyelenggaraan Mis World di Indonesia yang dikenal sebagai negara agamis. “Kami menuntut agar Presiden SBY konsisten terhadap komitmennya dalam menjaga ahlak dan moral generasi muda,” ujarnya.
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kota Bima John Hasan, yang juga ikut dalam unjuk rasa mengatakan, daripada mendatangkan wanita cantik untuk mengikuti Miss World, seharusnya pemerintah mengundang tokoh-tokoh yang lebih bermanfaat dan memberi contoh yang baik.
“Banyak wanita yang berhasil meraih hadiah Nobel. Seharusnya, merekalah yang diundang datang ke Indonesia,” ucap John Hasan.
Atas dasar itulah, kata John Hasan, FPI tetap menolak penyelenggaraan Miss World yang akan digelar di Bali. Kendati demikian, FPI tidak akan melakukan aksi pemaksaan dalam menolak acara tersebut.
“FPI dan Forum Umat Islam akan terus melakukan desakan dengan cara berunjuk rasa untuk menolak acara Miss World,” tutur John Hasan.
John Hasan mengatakan, mereka akan terus melakukan konsolidasi, termasuk melobi anggota DPR-RI dan DPRD, juga Gubernur Bali agar menolak acara tersebut, yang dinilai tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. "Bali merupakan bagian dari wilayah Indonesia. Jangan merasa bebas, bisa menyelenggarakan acara Miss World," katanya.
Ketua DPRD kota Bima Miftah mengatakan, tidak ada event apapun di Kota Bima yang berkaitan dengan penyelenggaraan Miss World, sehingga tidak perlu merisaukannya. “Acaranya dilakukan di Bali.”
