TEMPO.CO, Kediri--Musim kemarau yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan puluhan hektar lahan pertanian di lereng Gunung Wilis Kabupaten Kediri, Jawa Timur terancam gagal panen. Para petani harus mengeluarkan biaya ekstra buat memompa air tanah agar tanaman padinya selamat.
Kekeringan paling parah terjadi di Desa Sendang, Kecamatan Banyakan. Lahan pertanian di dataran tinggi ini terancam gagal panen. Pasalnya sejak dua bulan terakhir pasokan air irigasi mampet. "Tak ada air kali sama sekali," kata Slamet, petani setempat, Kamis 5 September 2013.
Untuk membasahi sawahnya yang kerontang, Slamet dan petani lainnya terpaksa menyedot air dari dalam tanah menggunakan mesin diesel. Konsekuensinya mereka harus merogoh kocek buat membeli solar yang jumlahnya tidak sedikit. Para petani mengaku mengeluarkan biaya Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta untuk mengairi seperdelapan hektar lahan pertanian itu.
Biaya tambahan ini, menurut Slamet sangat tidak sebanding dengan hasil panen yang akan diperoleh. Namun pilihan itu menjadi satu-satunya solusi untuk menyelamatkan tanamannya dari ancaman gagal panen atau puso. Apalagi dengan kondisi kekurangan air seperti sekarang ini, produksi panen mereka dipastikan menurun drastis. Jika pada musim normal jumlah produksi bisa mencapai empat ton gabah, saat ini diperkirakan hanya satu ton saja.
Beberapa petani yang tak kuat menanggung biaya produksi padi mengganti tanaman mereka dengan jagung. Tanaman ini lebih sedikit membutuhkan pasokan air sehingga cukup menghemat ongkos produksi. "Padi yang mulai mati dipotong untuk pakan ternak," kata Slamet.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengatakan ancaman kekeringan seperti ini merupakan situasi alam yang tak bisa dilawan. Saat ini pemerintah masih menginventarisir cakupan lahan pertanian yang dilanda kekeringan. "Salah satunya ya di lereng Gunung Wilis itu," katanya.
Dalam situasi seperti ini, dia mengimbau kepada para petani untuk lebih cermat memperhitungkan datangnya musim dengan memilih tanaman yang tahan panas. Hal ini untuk menghindari kerugian produksi yang harus mereka tanggung.