TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU)DKI Jakarta mengundurkan diri dari kepanitianan penyelenggaraan takbir akbar nasional 1425 Hijriah/2004 Masehi yang sedianya menghadirkan Presiden RI , Susilo Bambang Yudhoyono. PWNU juga mencabut pernyataannya atas kesanggupan melaksanakan takbir akbar nasional sebagaimana tertuang dalam surat No 399/A/PWNU DKI/Tan/10/2004 tanggal 4 Oktober 2004. "Kalau berbuat baik kan semua berebut. Ini positif. cuma kalau ada 2 kan mubadzir. Salah satu mengalah. Kita sangat menghargai sikap PWNU,"kata Ketua Panitia Takbir Akbar, Abdullah Syaifuddin, di Jakarta (11/11). Dalam suratnya, Rois Syuriyah PWNU, Syafei Hadzami mengungkapkan, alasan pengunduran itu karena kepanitiaan yang dibentuk Dewan Masjid Indonesia (DMI) telah lebih dulu berkoordinasi dengan Setneg, Departemen Agama dan lembaga pemerintahan tingkat pusat lainnya. Sebelumnya, Deputi V Menko Kesra menetapkan Panitia Takbir Akbar DMI sebagai panitia tingkat nasional dan Panitia Takbir Akbar PWNU sebagai panitia tingkat provinsi. "kegiatan Takbir Akbar perlu disiapkan oleh satu Panitia Tingkat Nasional yang bekerja secara profesional,"kata Syafi'i. Ketua II panitia Takbir Akbar, Besrizal mengungkapkan bahwa takbir akbar akan dihadiri 6.000 anak yatim, dan fakir miskin di seluruh Jabotabek. Sumber dana acara ini berasal dari sumbangan dan donatur baik dari masyarakat maupun sponsorship dengan BUMN seperti PLN, Pemda Propinsi DKI Jakarta. "Pertamina baru akan menjadi sponsor"katanya.Menurut Besrizal bingkisan untuk anak yatim dan fakir miskin saja sebesar Rp 1,5 miliar. Rencananya acara ini, selain dihadiri Presiden dan Wapres, juga akan dihadiri Menteri Kabinet Bersatu, Ketua DPR, Gubernur DKI Jakarta, tokoh masyarakat dan dai kondang Aa Gym. "Hiburan didatangkan dari anak-anak As-syafi'iah, "katanya. Badriah