Sejumlah petugas mengecek kesiapan kotak suara dan logisitik lainnya yang akan didistribusikan ke sejumlah kecamatan di KPU Kota Gresik, Minggu (18/8). Sebanyak 180 kotak logistik akan didistribusikan ke pulau Bawean sebagai kecamatan pertama yang menerima logistik untuk keperluan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 29 Agustus 2013. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sumenep - Cuaca buruk yang melanda wilayah perairan Kabupaten Sumenep tidak hanya mengganggu distribusi logistik Pemilihan Gubernur Jawa Timur ke Pulau Masalembu, tapi juga mengakibatkan sekitar 400 warga pulau tersebut terancam tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada 29 Agustus 2013 mendatang.
"Sekitar 400 warga Masalembu ini sekarang tertahan di Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Jika sampai 29 Agustus tidak ada pelayaran ke sana, mereka tidak bisa mencoblos," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Sumenep, Toha Samadi, Senin, 26 Agustus 2013.
Menurut Toha, ada beberapa opsi agar hak pilih warga Masalembu ini tidak hilang, misalnya mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) lain menggunakan formulisr C8. Namun, jika mengikuti aturan, tidak mungkin dilakukan karena pengajuan formulir C8 oleh pemilih harus 14 hari sebelum hari H pemungutan suara.
Opsi lainnya adalah mencoblos menggunakan identitas kartu tanda penduduk ataupun kartu keluarga. Namun, kata dia, prakteknya juga sulit diterapkan karena mayoritas penumpang tidak membawa kartu identitas. "Walaupun bawa, tapi coblosnya harus di TPS sesuai alamat dalam KTP. Ini susah," katanya.
Opsi terakhir adalah membuka TPS khusus pelabuhan. Namun, menurut Toha, hal itu terkendala oleh aturan bahwa istilah TPS khusus sudah dihapus. Karena itu, dirinya perlu masukan dari KPU Provinsi Jatim, khusus warga Masalembu barangkali dimungkinkan ada pengecualian. "Kalau boleh TPS khusus, waktu sangat mepet dan logistik seperti surat suara di kami sangat terbatas," ujarnya.