Pengusul Tes Keperawanan Siswi SMA Dinilai Ngawur  

Reporter

Rabu, 21 Agustus 2013 11:19 WIB

Seorang siswi melakukan pijatan di sekitar wajah saat mengikuti terapi massal yang diselenggarakan oleh LPT YAI, di SMA Diponegoro 1, Rawamangun, Jakarta, Rabu (10/4). Terapi massal yang diikuti oleh siswa-siswi tersebut bertujuan untuk menghilangkan stres dan membuat mereka lebih nyaman menghadapi Ujian Nasional yang akan diselenggarakan Senin mendatang. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Koalisi Reformasi Pendidikan, Daniel M Rosyied, meminta Wali Kota Prabumulih segera mencopot Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih, Sumatera Selatan, HM. Rasyid. Rasyid dinilai tak kompeten dalam menjalankan tugas lantaran berencana mengeluarkan aturan yang mewajibkan tes keperawanan bagi siswi sekolah menengah atas dan sederajat.

“Itu kebijakan ngawur dan tak berorientasi pada pelayanan untuk murid,” kata Daniel saat dihubungi, Rabu, 21 Agustus 2013. Kebijakan yang rencananya akan diberlakukan mulai tahun depan itu dinilai menzalimi hak siswi.

Menurut Daniel, kebijakan tes keperawanan itu merupakan kebijakan yang tak didasari kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kebijakan itu lebih bersifat birokratis dan sarat kepentingan kekuasaan. Kebijakan ini, kata Daniel, tak bisa dijadikan alasan untuk menangkal pergaulan bebas di kalangan siswa menengah atas yang terus meluas.

Daniel menilai munculnya ide Kepala Dinas Prabumulih ini untuk melakukan tes keperawanan merupakan bukti jeleknya sistem dan paradigma pendidikan yang selama ini dibangun. “Ini kebijakan yang konyol dan tak masuk akal.”

Hingga kini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan di daerah, kata Daniel, belum punya desain besar pengembangan pendidikan yang didasarkan kebutuhan siswa. Kebijakan yang dibuat mayoritas masih berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar.

Daniel mengatakan kekonyolan kebijakan pemerintah dalam skala lebih luas terlihat dari pelaksanaan Ujian Nasional. “UN yang dibuat sangat tak berorientasi anak dan lebih pada penilain normatif saja.”

Daniel meminta pemerintah daerah segera memberi tindakan tegas pada Rasyid. “Dia patut diganti. Wali Kota perlu menempatkan dia di posisi lain yang lebih pas.” Selain itu dia menganjurkan Rasyid segera bertobat dan tak lagi berlaku diskriminatif.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh sudah menyatakan penolakan terhadap rencana kebijakan ini.
Nuh menilai kebijakan ini tak bisa digunakan untuk mengetahui siswi yang pernah berhubungan intim di luar nikah. "Terus mau diapain kalau sudah tahu bahwa dia telah melakukan itu? Apakah dia tidak boleh sekolah? Atau apa?" ujar Nuh.

Selain itu, Nuh juga mempersoalkan tes yang hanya ditujukan untuk kaum perempuan. Menurut dia, tes keperawanan ini justru bersifat kontraproduktif. Nuh mengatakan bila tujuan tes untuk perbaikan pendidikan, semestinya tidak melalui tes keperawanan.

IRA GUSLINA SUFA

Terhangat:
Konvensi Partai Demokrat | Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim

Berita populer:
Lulung: Ahok Bukan Negarawan

PKL Patuhi Jokowi karena Sama-sama Jawa

Kata Menteri Nuh Soal Tes Keperawanan Siswi SMA

Lulung: Saya Belum Pernah Memeras Orang







Berita terkait

Penyelenggara Pesta di Depok Mengaku Ingin Rayakan Ulang Tahun

8 Juni 2022

Penyelenggara Pesta di Depok Mengaku Ingin Rayakan Ulang Tahun

Penjaga rumah menyebut peserta pesta di Perumahan Pesona Depok Estate 2, yang disebut sebagai pesta bikini, merupakan mahasiswa dan pelajar

Baca Selengkapnya

Harga Tiket Pesta Bikini di Depok Mencapai Rp 8 Juta

8 Juni 2022

Harga Tiket Pesta Bikini di Depok Mencapai Rp 8 Juta

Harga tiket untuk mengikuti pesta bikini di Perumahan Pesona Khayangan, Kota Depok, bisa mencapai lebih dari Rp8 juta per orang.

Baca Selengkapnya

Penggerebekan Party di Depok, Kasat Reskrim: Bukan Pesta Bikini, Hanya Joget

6 Juni 2022

Penggerebekan Party di Depok, Kasat Reskrim: Bukan Pesta Bikini, Hanya Joget

Polres Metro Depok buka suara soal penggerebekan pesta bikini di sebuah perumahan.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gerebek Pesta Bikini di Depok, Peserta Hampir 200 Orang

6 Juni 2022

Polda Metro Jaya Gerebek Pesta Bikini di Depok, Peserta Hampir 200 Orang

Polisi meminta keterangan penyelenggara pesta bikini di Depok karena mengadakan pesta di perumahan dengan jumlah massa banyak tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Polda Jatim Selidiki Kolam Renang yang Ditutup karena Bikini

25 Februari 2016

Polda Jatim Selidiki Kolam Renang yang Ditutup karena Bikini

Polda Jatim menanyakan menanyakan kenapa kolam Gua Pote ditutup.

Baca Selengkapnya

Pesta Seks di Ritz-Carlton, Nomor Kontak Panitia Tak Aktif

21 Desember 2015

Pesta Seks di Ritz-Carlton, Nomor Kontak Panitia Tak Aktif

Polisi memastikan berita acara itu hoax.

Baca Selengkapnya

Pesta Seks di Ritz-Carlton? Polda Metro Jaya: Itu Hoax

21 Desember 2015

Pesta Seks di Ritz-Carlton? Polda Metro Jaya: Itu Hoax

Informasi soal pesta seks di Ritz-Carlton beredar melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Delapan Sekolah Cabut Laporan Soal Pesta Bikini  

1 Juli 2015

Delapan Sekolah Cabut Laporan Soal Pesta Bikini  

Ada dua sekolah lagi yang belum damai, yakni SMA Muhammadiyah Rawamangun dan SMA Alkamal.

Baca Selengkapnya

Baru Delapan Sekolah Cabut Laporan Pesta Bikini  

1 Juli 2015

Baru Delapan Sekolah Cabut Laporan Pesta Bikini  

Ada dua sekolah lagi yang belum mencabut laporannya.

Baca Selengkapnya

Pesta Bikini SMA, Polisi Periksa Kepala Sekolah  

5 Mei 2015

Pesta Bikini SMA, Polisi Periksa Kepala Sekolah  

Kasus pencemaran nama baik dalam iklan pesta bikini bisa diselesaikan secara damai.

Baca Selengkapnya