PWNU DIY Buat Kriteria Untuk Ganjal Hasyim Muzadi

Reporter

Editor

Kamis, 4 November 2004 19:10 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Keseriusan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Yogyakarta mengganjal KH Hasyim Muzadi untuk maju lagi sebagai Ketua Umum PBNU semakin terlihat. PWNU DIY telah menetapkan enam kreteria bagi calon ketua PBNU yang harus dipilih dalam Muktamar akhir bulan ini di Donohudan. Dari enam kreteria yang ditetapkan PWNU DIY, Hasyim Muzadi terlihat tidak memenuhi dua kreteria yang ada. "Dari kriteria itu, tujuan kita adalah mengembalikan NU agar menjadi organisasi keagamaan dan bukan organisasi politik atau setidaknya bisa diperalat untuk kepentingan politik individu," kata wakil rois Syuriah PWNU DIY, Achmad Malik Madany dalam jumpa pers Kamis (4/11).Dijelaskan Malik, dalam muktamar NU ke 31 di Donohudan nanti, kelompok-kelompok petualang politik dan orang-orang yang hanya menjadikan NU sebagai kendaraan politik mestinya tidak dipakai lagi. Sosok ketua tanfidz dan ketua syuro, kata dia, menjadi penting dan harus dipilih orang yang betul-betul mempunyai kemampuan memimpin warga NU yang jumlahnya sangat banyak.Dari enam kriteria yang dibuat PWNU DIY, poin keempat menyebut, ketua NU adalah non partisan secara politik dan tidak pernah terlibat dosa politisasi NU. Poin ke enam menyebutkan ketua tanfid harus sanggup untuk tidak memanfaatkan NU demi kepentingan politik kekuasaan."Kalau berkait Hasyim Muzadi, dalam pemilu kemarin dia jelas maju dalam perebutan wakil presiden yang dicalonkan oleh PDIP. Artinya dia telah berpolitik sementara NU bukan organisasi politik. Hasyim sendiri tidak mau mundur dari jabatan Ketua PBNU," kata Malik.Kriteria lain bagi calon ketua tanfidz PBNU yang ditetapkan PWNU DIY adalah secara keilmuan mampu menjadi juru bicara sebuah organisasi keulamaan, mampu menerjemahkan pesan-pesan keagamaan dalam aksi pemberdayaan umat, mampu berkomunikasi dengan berbagai kelompok sosial dan memiliki watak kepemimpinan sosial dan visi pemeberdayaan umat.Sementara itu, menurut wakil ketua tanfidz PWNU DIY Mohamad Maksoem mengatakan, ke depan NU harus betul-betul kembali sesuai dengan khitahnya. Jika selama ini kredibilitas NU justru banyak dirusak oleh fungsionaris tanfidz sendiri akibat syahwat politik mereka, kata Maksoem, maka ke depan sosok ketua PBNU harus betul-betul orang yang cakap dan independen."Berpolitik memang hak asasi manusia. Tapi NU juga mempunyai aturan yang jelas mengenai masalah tersebut. Jadi kalau mau berpolitik, salurannya sudah ada entah itu di PKB, Golkar, PDIP, PPP atau partai politik yang lain. Yang jelas kalau mau berpolitik tidak boleh di NU," kata Maksoem.Sementara itu, menurut Ketua Syuriah pengurus NU cabang Kabupaten Sleman KH Makmun Murri mengatakan, dalam muktamar nanti Hasyim Muzadi harus mempertanggungjawabkan apa yang telah dia lakukan selama menjadi ketua PBNU. Termasuk juga, kata dia, langkah untuk maju sebagai calon wakil presiden dari PDIP."Pak Hasyim harus menjelaskan dan mempertanggungjawabkan itu semua. Bisa saja pertanggungjawaban tidak diterima tapi bisa juga sebaliknya. Sehingga masalah ini tergantung hati nurani muktamirin dalam memikirkan NU," kata Makmun. Syaiful Amin - Tempo

Berita terkait

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

19 Februari 2023

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

Sebelum vonis dijatuhkan, berbagai lobi dilancarkan untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

Indicting Indosurya, Again

13 Februari 2023

Indicting Indosurya, Again

THE West Jakarta District Court acquitted the owner of Indosurya Saving and Loan Cooperative, Henry Surya, despite ...

Baca Selengkapnya

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

8 Februari 2023

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

Kengototan KPK mengusut kasus Formula E berdampak pada perpecahan antar-petinggi lembaga itu.

Baca Selengkapnya

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

10 November 2022

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

Ahmad Syaifuddin Zuhri, pria asal Lamongan, Jawa Timur berhasil menuntaskan studi doktoralnya di Cina berkat beasiswa pemerintah Cina.

Baca Selengkapnya

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

19 Oktober 2022

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

PWNU DKI Jakarta meminta agar Heru Budi Hartono tidak segan berkomunikasi, meminta pendapat dari tokoh ormas dan agama Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pendaftaran Bantuan Pesantren Hingga Ormas, Bisa Dapat Hingga Rp 200 Juta

3 Oktober 2022

Kemenag Buka Pendaftaran Bantuan Pesantren Hingga Ormas, Bisa Dapat Hingga Rp 200 Juta

Kemenag memberikan besaran bantuan mulai dari Rp 50-200 juta. Pendaftaran ditutup hingga akhir Oktober. Simak cara dan syaratnya.

Baca Selengkapnya