Detik-detik Penangkapan 2 Terduga Teroris di Yogya

Reporter

Minggu, 11 Agustus 2013 16:28 WIB

ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Detasemen Khusus (Densus ) 88 Anti-Teror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menangkap dua orang terduga jaringan teroris di kawasan Hotel Inna Garuda Malioboro Yogyakarta, Jumat tengah malam, 9 Agustus 2013.

Kedua orang tersebut diketahui bernama Muhammad Syaiful Sabani alias Ipul alias Sayev dan iparnya, Bayu Dwi Ardianto. Keduanya diduga bagian jaringan teroris kelompok Rohadi dan Sigit Indrajit yang tahu soal perencanaan teror bom ke Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta. Ipul adalah warga Bumirejo, Kebumen, Jawa Tengah, sedangkan Bayu merupakan warga Seyegan, Sleman, Yogyakarta. (Baca: Berniat Bom Kedubes Myanmar, Sigit Ditangkap)

"Untuk target yang dari Sleman, kebetulan istrinya usai melahirkan, jadi mungkin pas pulang untuk menjenguk dan ditangkap," kata juru bicara Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Polisi Anny Pudjiastuti kepada Tempo, Ahad, 11 Agustus 2013.

Sejumlah saksi mata di lokasi penangkapan menuturkan bahwa penangkapan dua terduga teroris itu berlangsung tak sampai 5 menit. Namun, pengintaian para anggota Densus tersebut diperkirakan sudah cukup lama. "Sejak sore, sekitar jam tujuh malam, sudah ada empat orang berpakaian preman saling memberitahukan kondisi lapangan lewat HT (handy talky) persis di depan hotel," kata Suwardi, penjual minuman di sekitar depan Hotel Inna Garuda kepada Tempo.

Mereka pun hanya duduk di atas motor bebek yang semuanya dijajarkan menghadap utara, persis pintu masuk hotel. Karena keberadaannya menghalangi parkir, juru parkir meminta motor para petugas polisi itu dimasukkan sekalian dalam barisan parkir.

"Hotel masih kondisi ramai," kata dia menirukan percakapan seorang petugas.
Warga dan wisatawan sekitar pun tak curiga. Sebab, tidak ada satu pun anggota Densus yang mengenakan seragam. "Juga tak satu pun yang tampak membawa senjata," kata dia. Malah, di antara anggota tersebut berlaku layaknya wisatawan, saling berfoto di dekat air mancur hotel, atau bercanda sehingga seolah tidak akan ada apa-apa.

Si saksi baru tahu kalau mereka adalah polisi saat mereka menangkap dua orang itu. Saat penangkapan itu, kata Suwardi, ada sekitar sepuluh petugas yang mengawal keduanya.

Ipul dan Bayu sendiri dikabarkan mulai datang ke parkiran depan Hotel Inna Garuda sekitar pukul 23.30 WIB. Keduanya berboncengan mengendarai sepeda motor bernomor polisi huruf awal AA dan hendak menuju hotel.

Namun, baru melewati pos keamanan, sekitar air mancur hotel tersebut, keduanya langsung dihadang dan disergap petugas berpakaian preman. Keduanya lantas dipaksa rebah dan tak melakukan perlawanan. Baru kemudian sejumlah warga khususnya para pedagang kaki lima dan tukang becak mulai mendekat untuk melihat peristiwa itu.

"Orang yang pertama itu langsung dipaksa rebah tidur ke tanah dan seluruh wajahnya ditutupi lakban," kata Suwardi. Sementara seorang lagi, yang perawakannya digambarkan sedikit tambun dan gempal, ditutupi lakban kepalanya dengan posisi berdiri dan tangan terikat. "Keduanya langsung dimasukkan Kijang Innova warna coklat berpelat R, habis itu suasana sepi lagi," kata dia.

Petugas keamanan Hotel Inna Garuda, Dony Y, mengatakan kedua orang yang ditangkap Densus 88 belum sempat masuk ke lobi hotel. "Ditangkap, dimasukkan mobil langsung pergi. Enggak sampai masuk," kata dia. Saat itu sejumlah tamu hotel di Inna Garuda sudah tak banyak yang berlalu lalang di depan hotel sehingga tak banyak tahu peristiwa itu.

Juru bicara Polda DIY Anny Pudjiastuti mengatakan penangkapan terduga teroris menjadi kewenangan penuh Densus 88. "Kami tidak mendapat perintah apa-apa terkait persoalan itu. Semuanya langsung oleh pusat, " kata dia. Ia pun tak mengetahui apakah masih ada target lain yang diburu Densus di Yogyakarta.(Baca: Pengamat: Bom Vihara Diduga Terkait Myanmar)

PRIBADI WICAKSONO

Topik Terhangat:
Arus Balik Lebaran
| Ahok vs Lulung | Sisca Yofie | Penembakan Polisi | Bom Vihara Ekayana


Berita Terpopuler:
Mabes Polri: Ada yang Mengaku Pembunuh Sisca Yofie

Sebelum Tewas, Sisca Yofie Datangi Penjahit

5 Isi SMS yang Paling Buruk

Ditangkap, Sopir Koantas Terguling Mengaku Kernet

Sisca Yofie Mengaku Punya Butik

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

4 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

19 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya