TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Linda Gumelar menyatakan kesenjangan gender masih terjadi dalam pelaksanaan pembangunan di setiap tingkatan.
"Padahal harusnya pembangunan lebih spesifik mengutamakan kesetaraan gender sehingga indeks pembangunan gender sama dengan indeks pembangunan manusia," kata Linda di kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Selasa, 16 Juli 2013.
Menurut Linda, berdasarkan data terakhir di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, setiap tahun selalu ada selisih antara angka indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan gender (IPG). Selisihnya, kata Linda, pada kisaran 5 persen.
Linda mencontohkan, pada 2011 lalu, IPM Indonesia berada pada angka 72,77 persen, sedangkan IPG hanya 67,8 persen. Sedangkan pada 2010, IPM berada pada angka 72,27, sedangkan IPG pada angka 67,2 persen. "Masih ada kesenjangan dan trennya masih begitu," kata Linda.
Linda mengatakan, hingga kini pengarusutamaan gender belum ditempatkan sebagai isu strategis dalam pembangunan nasional dan daerah. Padahal persoalan kesetaraan laki-laki dan perempuan menjadi satu dari tiga isu utama dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2010-2014. Kenyataannya, kata Linda, banyak program pemerintah hanya fokus pada pemerintahan yang bersih dan pembangunan berkelanjutan. "Isu gender sebagai poin ketiga sering dilupakan."
Masuknya kesetaraan gender dalam RPJM, kata Linda, sebenarnya bertujuan agar setiap pembangunan yang dilakukan memperhatikan perbedaan akses antara laki-laki dan perempuan. Pemerintah berharap kesetaraan gender bisa diwujudkan paling lama 2025 mendatang.