Batu-batu berserakan di halaman LP Tanjung Gusta akibat kerusuhan narapidana di Medan (11/7). Sejumlah napi yang melarikan diri dapat ditangkap kembali oleh polisi. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
TEMPO.CO, Medan - Ratusan keluarga narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan berusaha memberi makanan keluarga mereka masing-masing, Jumat 12 Juli 2013.
Seorang ibu paruh baya tiba-tiba berlari dari halaman depan gedung lembaga yang sudah hangus terbakar itu menuju ruangan depan lembaga yang tinggal teralis besi saja. Ibu nekad itu berlari sambil membawa makanan untuk keluarganya.
"Anak saya dari dalam bertelepon mengatakan belum makan sejak kemarin. Hewan saja dikasih makan, kok manusia tidak dikasih makan," kata ibu tersebut berteriak.
Aksi ibu tersebut memancing reaksi wartawan. "Foto saya, wawancarai saya. Anak saya tersiksa di dalam tidak dikasih makan sejak kemarin. Petugas gunakan akal dan perasaan. Kasih dulu narapidana makan, baru selesaikan masalah pembakaran penjara," ujar ibu yang mengaku penduduk Langkat itu.
Kepala LP Tanjung Gusta Amran Silalahi mengelak berkomentar mengenai penghuni lembaga yang belum dapat jatah makan. "Bagaimana mau masak, semua peralatan masak hangus. Kan kalian lihat sendiri," katanya.
Suasana di LP Tanjung Gusta Medan hingga Jumat siang, 12 Juli 2013 masih mencekam meski situasi berangsur-angsur pulih. Sekitar pukul 11.50 WIB, satu truk mengangkut beras dan tabung gas masuk ke dalam komplek lembaga. Ratusan personel TNI Angkatan Darat dari Batalion Raider 100 dan Artileri Pertahanan Udara menguasai Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan.
